Tampilkan postingan dengan label best friend. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label best friend. Tampilkan semua postingan

Minggu, 29 Desember 2013

The Playground, at Plaza Indonesia

Finally bisa kesini, sempet beberapa kali mau coba tapi always belok lagi-belok lagi ke tempat lain. Rupanya cukup gampang, dari lift lantai dasar Plaza Indonesia yang depan Kitchenette, pencet lantai 4, keluar arah kiri, sampai lah sudah di The Playground.
Suasananya nggak terlalu ramai meski minggu siang. Kirain bakalan ada anak2 kecil lari2 berkeliaran uncontrolled >,<
Disambut dengan bar counter dengan bangku dari ayunan yang berjajar, lucu juga, disambut Receptionist yang ramah dan memang selalu stand by at front of the restaurant untuk greet and escort the coming guests. Nampak terlihat area yang cukup unik selain meja kayu dengan dua bangku tanpa laki yang bertali ke langit2 seperti ayunan, juga tampak satu bangku yang dapat berputar melingkari meja layaknya berada di taman kanak2, cukup menarik. Meja sebelah saya seorang bapak dan anak lelakinya yang masih SD duduk dan antusias bermain di meja putar tersebut. What a fun!

Saya memilih dimeja biasa demi mengefisiensikan acara lunch saya agar nggak terlalu beresiko untuk Baby O yang belum genap 2tahun.
Begitu duduk langsung dikasih menu besar dan hanya satu lembar, pilihan banyak, namun tidak cukup variatif buat saya pribadi, maaf kalo agak rewel :p
But well, they serve such an appetizing cocktail kok, saya belom coba sih tapi served red or white wine juga kok, even sparkling wine katanya. And beers of course :)

Berhubung udah kumpul semua dan pada belum makan dari pagi, langsung lah kami semua cussss pesan. Two Corona for 60k each. Hot Coffee Latte for 35k.

Hot Coffee Latte 35k
Disajikan dengan 3 homemade (i guess, maybe not) dark chocolate cookies, penyajian cukup cantik siatas nampan kayu dan sendok yang unik, hanya saja coffee nya nggak berlayer seperti latte yang seharusnya.
Yang saya pesan untuk minum mocktail bernama Passionet (isnt supposed to be 'Passionate'? Im not so sure why they wrote like that) for 45k.

Passionate 45k, sour, fresh and yum!

Its a fresh strawberry, kiwi, lime chopped mixed with apple juice in lots of ice! Fresh and yum!!

Lets straight to the main course!
My best friend, Nonie, as i called her : Bebe, pesen Katsunaradon. Tadinya mau pesen Katsutti yang katanya recommended, which is a Chicken Katsu with Egg and sweet sauce. Telur, sweet sauce dan chicken katsu (ayam tanpa tulang digoreng dengan tepung, Japanese style) dimasak seperti oyako gitu, dengan creamy spaghetti. Berhubung si Bebe lagi mau makan nasi, makanlah Katsunaradon ini yang sajiannya sama, hanya spaghetti diganti nasi.

Katsunaradon for 75k.

Nasinya enak, lembut dan creamy as the server said, katsunya juga banyak, dengan daun bawang dan turkey bacon. Sayangnya karna si Katsu sudah dimasak dengan campuran telur dan saus manis maka jadinya lembek, berhubung kita juga makan santai sambil haha-hihi keburu nggak crispy lah si katsunya itu. It was great for 75k! Definitely a should try! But the Katsutti maybe better ;)

And as always si Hubby pesen steak, i tried to make him order the Fillet Mignon, dengan maksut dan tujuan biar saya bisa coba juga x)) tapi dia finally decided coba Wagyu 5+ Sirloin Steak for 275k.


Wagyu 5+ Sirloin Steak for 275k.

Beef was nice and soft and the fat was like melt in your mouth! Beefnya cukup lebar namun potongannya tidak tebal, dengan tiga sauce pilihan mushroom, black peper or barbeque, Hubby nyoba yang barbeque. Disajikan dengan french fries or mashed potato, and such not appetizing green veggie with a thick dressing. It was so so. The presentation make it looks such a cheap dish. Kaya warung steak yang dipinggiran jalan :(

Kakak saya yang kebetulan ikut pesen Soup Iga for 78k.


Soup Iga for 78k.

It comes in a bowl full of nice and soft beef, wortel, dan tomat hijau yang bikin mata segerrr, nasi putih, emping, potongan jeruk nipis dan sambal cabe hijau pedas. Enak! Porsinya juga oke :)

Saya pesanlah Autopsy Burger yang memang cukup terkenal, a super tall and very attractive wagyu beef burger.


Wagyu Autopsy Burger for 145k.

Terdiri dari 2 buns burger dibagian atas dan bawah sepert biasa, wagyu beef patty, baked pear, 2 lapis lettuce, 2 onion besar, 2 tomat, 2 onion rings yang enak banget, satu breaded mushroom and melted cheese patty, potato chips (i guess, or maybe sweet potato chips, not so sure) and a crispy turkey bacon. Sembilan tumpukan besar! Nggak abis!! Belom side dish friench fries dan potato chips and sweet potato wedges yang lembut dengan herbsnya, huaaa! Price : 145k. I was hugeeeeee portion, even for me :)) You better share!
FYI aja sih selain government tax 10% dari total bill, service chargenya 10 % udah kaya di hotel :)


With my Bebe, Nonie :)

Will be back? Uhmmm, its a maybe :)

Senin, 02 Desember 2013

Canteen, At Plaza Indonesia

Udah lama banget pengen nyobain ke restaurant yang katanya lagi cukup hits di Jakarta ini, namanya Canteen, tapi jauh berbeda sama "kantin" yang biasa kita datengin.

Restaurant yang terletak di Plaza Indonesia Extention lantai 5 ini memang tempatnya agak terpojok dan ngumpet. Pas nyari sempet kelewat 2 kali hihi. Suasananya asik dan enak buat santai2 dan ngobrol. Mereka punya area smoking dan non smoking. Area smoking terlihat lebih santai dan terang dari jendela besar yang bisa membuat sinar matahari masuk, sementara area non smoking yang saya duduki sedikit remang2 meski hari siang. Buka dari jam10am, dan tutup jam2am in the weekends. Food last order at 11pm on weekends, setelah itu mereka hanya menyajikan snacks like pizza, nachos or burger sampai 1am. They served international food, like western, indonesia, chinese, and italian. Range harga makanan start dari idr 30k-170k. Cukup variatif menunya buat saya, lumayan banyak pilihan. Juga served wine and cocktails, cocok buat hang out bareng sama temen2.

Akhirnya kemarin nyempetin diri kesana sama teman saya. Saya pesan Ice Coffee Latte idr 30k karena lagi agak ngantuk, dan teman saya pesan Mojito Iced Tea idr 30k. Dan kita memutuskan pesan Escargot untuk appetizernya.


Ketika baru datang keliatannya tidak  terlalu menggugah selera. Buat saya, Escargot tanpa cangkang rasanya kurang pas. Dan saucenya putih pekat kehijauan. Escargot yang biasanya saya makan biasanya hanya simple french butter sauce dengn chopped parsley yang justru bisa bikin stand out rasa si siput itu sendiri. Tapi begitu dicoba ternyata rasanya sangat enak! Empuk dan lembut, very moist, nggak kering kaya Escargot yang sebelumnya pernah saya makan di Spaghetties atau di Fashion Cafe. Saucenya yang creamy itu juga menonjol namun tidak mengalahkan si siputnya. Pas! Disajikan dengan white toast yang renyah dibagian luar dan lembut namun hangat dibagian luar, tentu makanan pembuka ini sangat recommended. Isinya 6 pcs dengan toast idr 60k. Harus coba!

Main course, saya pesan Fish and Chip untuk Baby O, Rib Eye Steak untuk saya, sementara Pork Chopped untuk teman saya.

Fish and Chip di Canteen biasanya disajikan dengan potato wedges, tapi saya request friench fries. Dipping saucenya cukup enak dengan banyak herbs, dory fish agak sedikit over cooked, was a bit dry. It should be soft and moist kan ya. Juga disajikan dengan coleslaw dari kubis ungu dengan perfect cooked broiled egg dengan warna orange kemerahan yang menggoda diatasnya. It was okay.

The Pork Chopped sendiri katanya sih uenak banget, nggak bau dan lembut meski dimasak well done, berry saucenya juga enak dan tidak terlalu asam katanya. Disajikan diatas sauted veggies, tomato cherry dan pears. Well, they said pork meets berry sauce will always be a great combination, saya sih nggak nyoba.

Sementara steak saya cukup memuaskan, cooked perfect medium as i preferred, it was soft and sweet. Saucenya juga cukup enak dengan irisan jamur yg agak banyak. Sayang mashed potatonya kurang creamy buat saya. Saladnya cukup segar dan pas.
Restaurant ini konon ada juga di Pacific Place tapi saya belum coba yang disana. Kedua restaurant ini letaknya selalu bersebelahan dengan toko buku Aksara. Satu owner? Bisa jadi.

With my best friend!

Yang menarik ada promo asik Tasty Quick Lunch untuk weekdays 12pm-3pm idr 99k++ untuk appetizer, main course dan dessert pilihan anda.
Wah, mau coba ah lain kali! :)

Sabtu, 08 Juni 2013

My Dear Friend, J.

Udah lama sekali nggak nulis. Keadaan disibukkan dengan kemajuan perkembangan Baby O yang membuat setiap hari saya terasa begitu ajaib. Namun kabar yang saya terima beberapa hari lalu dari teman saya ketika di kampus itu membuat hati saya hancur berkeping2 secara tiba2 dalam sekejap.

Percakapan BBM itu diawali dengan normal..
"Nik"
"Yes, Shel?" Jawab saya
"Lo inget J kan?" Tanya teman saya, Shelly.
"Ingetlah." Bagaimana saya bisa melupakan orang sespecial J. "Kenapa?" Tanya saya lagi. Saya harap dia baik2 saja.

Saya jadi senyum2 sendiri jika mengingat awal perkenalan saya dengan J 8 tahun lalu. Kala itu saya masih kuliah. J merupakan salah satu murid yang menonjol. Dia cukup pintar namun tidak selalu serius, berpenampilan sederhana namun begitu menarik perhatian dengan rambut keriwilnya yang sebahu dan diikat ekor kuda sembarangan. Gayanya selengean, seperti lelaki lain di kampus saya kebanyakan, dan di semester 6 itu pertama kalinya saya sekelas dengan J.
Kerap kali saya berada disatu tempat yang sama dengan J, di kantin kampus, di warnet, di sekertariat, namun kami jarang bicara satu sama lain karena memang tidak dekat. Sering kali di kelas, si lelaki yang populer itu memalingkan mukanya dan tersenyun malu saat tertangkap basah oleh saya karena menatap saya terlalu lama secara diam2. Dan kerap kali, dia hampir akan selalu menyebut nama saya setiap kali ada dosen yang membiarkan murid yang sudah selesai presentasi untuk bisa memilih murid lain untuk mendapat giliran berikutnya. Dia akan menyebut nama saya dengan begitu ringannya, "Unik.", sambil berusaha mengulum senyumnya yang mengembang secara spontan, seperti seakan2 dia sudah menantikan hal ini, seakan2 dia sudah selalu merencanakannya. Dia akan menatap saya lekat sementara saya berdiri di depan kelas membacakan presentasi saya atau pendapat saya mengenai suatu topik tertentu dengan tidak terlalu bersemangat karena belum siap atau karena hal sepele lainnya. Saya pikir dia naksir saya atau apalah.
Lalu pada suatu mula diakhir kelas, seperti dalam adegan2 film dramatis kebanyakan, saya menjatuhkan file holder kuliah saya dan membuat seisinya berhamburan. Dengan cekatan dia mendekati, berjongkok, membantu memungut beberapa kertas catatan kuliah dan dua dari tiga foto saya bersama pacar saya yang memang saya selipkan di file yang ikut terjatuh dan memberikan pada saya tanpa saya minta.
"Well," ujarnya membuka percakapan "kalo ada tugas yang bikin kewalahan, gue siap bantu"
Saya memandang kearahnya dengan muka datar, meski jujur aja sedikit senang. Saya mahasiswi yang memang agak malas, dengan tawaran bantuan seperti itu tentu tidak akan saya lewatkan, tetapi saya memikirkan apa yang harus saya bayar untuk bantuan itu. Jelas, saya udah punya pacar tetap selama 3 tahun terakhir dan tidak ada rencana untuk menggantinya dalam waktu dekat ini, meski ternyata pacar saya itu memang akhirnya sekarang menjadi suami saya, namun seperti yang saya kira, dia bisa membaca pikiran saya "You can give me a chocolate or a box of cigarette for me as a trade" ujarnya
Maka saya bilang "We have a deal" menyalami tangannya dengan satu ayunan dan berharap ini bukan hanya trik semata.
Begitulah mulanya, yang secara alami menciptakan kedekatan saya dengan J, dimulai dari satu tugas ke tugas lainnya membuat keakraban kami semakin kuat. Dia mulai menanyakan hal2 pribadi saya disetiap kali ada kesempatan, tentang siapa pacar saya, sudah berapa lama dan lalala, lalu sesekali dia juga akan bercerita tentang kehidupan cintanya sedikit, karena dia orang yang agak tertutup. Saya tipikal orang yang tidak pernah ingin membuat orang lain tidak nyaman, sehingga saya jarang bertanya lebih jauh tentang kehidupan pribadi orang lain, kecuali tentu saja, jika mereka memang menginginkan untuk bercerita kepada saya terlebih dahulu. Sebaliknya, J justru semakin menyukai cerita2 pribadi saya setiap harinya, hal2 yang saya lakukan sehari2, tentang keluarga saya, namun terutama cerita seputar saya dengan pacar saya, bahkan begitu senang melihat foto2 saya dan pacar saya yang tersimpan di handphone bercamera saya.
Beberapa minggu kemudian ketika dia sedang bercerita tentang pacarnya saya meralat kata2nya sedikit, "Why you always said 'cowok gue, cowok gue'? Do you mean 'cewek gue'?" tanya saya lagi2 polos.
"OMG Unik, seriously that you don't know?"
"What?" Dia cengengesan. "Apaan nggak?" Saya penasaran.
"Hmm, I'm gay! Tapi jangan bilang siapa2 pleaseeee" Oh GOD! Saya bengong. Lanjutnya lagi, "Anyway, the other day, waktu kita nggak sengaja ketemu di mall nah cowok yang gue kenalin itu cowok gue! Cakep nggak?" Ujarnya ceria sambil bersandar dibahu saya.
Dari situlah keakrabannya semakin menjadi. Ketika J mulai terbuka kepada saya, bagaimana dia berkata bahwa dia begitu menyukai cara saya berbicara bahasa inggris, bahwa ternyata selama ini memandangi saya diam2 hanya karena dia ingin punya bibir dan tubuh penuh seperti saya, dan tentu saja secara diam2 mendambakan pacar saya.

Kembali kepercakapan saya dengan Shelly di BBM, Shelly membutuhkan waktu agak lama untuk menjawab pertanyaan saya, maka tadinya saya mau lempar pertanyaan iseng 'Kenapa? Nikah dia?' Dan berharap seringan itu topiknya.
Well, meski kami tau jelas bahwa J is a gay, namun tidak sedikit teman gay saya yang akhirnya menikah.
Maka dengan harapan simple saya itu, Shelly akan menyampaikan entah undangan yang tidak sempat dikirim atau satu dari beribu alasan sederhana lainnya yang bisa menjadi alasan pertemuan kami kembali.
Namun kebisuan Shelly membuat saya yang penasaran memojokkannya dengan pertanyaan lain lagi, "Shel? Is he okay?"
Namun jawaban dalam dua kata itu sontak mengejutkan saya : "Dia meninggal"
Bagaimana mungkin? Tentu saja pertanyaan lainnya adalah are you sure? Kapan? Kenapa? Dimana? Blablablabla.

Dada saya sesak, airmata saya tumpah, tiba2 saya lupa caranya bernapas. Tiba2 saja saya merasa sulit untuk berpikir, namun tentu saja saya harus tetap fokus dan mencerna berita mengejutkan ini dengan hati2.

Saya masih teringat kekonyolan2nya hingga sekarang, saat saya perkenalan pertama kali dengan pacar saya yang begitu membuat dia salah tingkah dan pergi berhambur ke toilet untuk 5 menit sebelumnya untuk memasang bedak tipis dan lipstik kemerahan yang membuat dia lebih percaya diri. Dia yang selalu membiarkan saya memilih dimana kami akan makan disetiap jeda pergantian kelas setiap harinya, dan hanya mentertawakan saya saat saya memesan 3 porsi makan berat dalam sekali waktu makan tanpa pernah menghakimi. Yang pernah menemani saya berbelanja kado pernikahan untuk salah satu teman saya dan bersedia menggotong tanpa saya minta satu set perlengkapan makan seberat lebih dari 8 kilo dengan senang hati dalam perjalanan pulang. Yang selalu menawarkan saya pulang bersama dengan membonceng motornya dan membawa helm cadangan meski saya selalu menolak dengan halus.

Ada satu teman saya yang lain yang J kenalkan kepada saya, namanya Pauline. Pauline atau Paulina Winata yang merupakan mantan artis cilik di group vocal anak2 4 MC Cilik yang populer ditahun 90an bersama Erina GD, Chintya, dan Diva Nadia, dengan lagunya Paman Dolit-Jangan Bolos Sekolah.
Pauline merupakan salah satu sahabat baik J sejak SMA. Pauline lah salah satu orang yang membuat saya mencoba dunia akting. Kala itu, saya dan dua teman cewek saya lainnya diajak serta untuk coba ikut casting bersama Pauline. Hanya peran kecil yang muncul tidak lebih dari 5 menit dengan dialog 4 kalimat yang tidak begitu sulit disuatu sinetron remaja sekali tayang. Ternyata saya lolos, itu salah satu moment merasakan uang hasil keringat sendiri bagi saya meski honornya tidak seberapa meski melewatkan satu hari penuh yang melelahkan untuk syuting.
3 tahun lalu J lah yang memberitahu saya bahwa Pauline meninggal karena sakit, betapa kami berdua begitu bersedih dan berhari2 membicarakan kenangan kami bersama Pauline, yang telah pergi diusia begitu muda, 24 tahun.
Sekarang, saya tersentak lagi, J menutup usianya yang baru menginjak 27 tahun akibat tumor leher ganas yang entah sejak kapan dideritanya.

Ketika mulai bekerja di tahun 2007, saya dan J mulai tidak pernah bertemu satu sama lain karena kesibukan, namun tentu saat akhirnya bertemu kembali di social media seperti YM/BBM, facebook ataupun twitter, kami akan bertukar cerita, dan berjanji, saat kami berdua memiliki waktu senggang satu sama lain, kami akan saling mengabarkan untuk sekedar dinner and wine. Maka saya segera beli sebotol untuk menyambut pertemuan istimewa, yang sayangnya tak pernah terwujud itu.

Ada masa2 tertentu ketika seseorang menjadi begitu merasa lebih religius dan mengenal Tuhannya dengan lebih jauh. Bagi saya pribadi, itu adalah masa dimana ketika saya akhirnya hamil di tahun 2011 lalu, setelah 3 tahun menikah. Ditahun yang sama itu juga J yang saya kenal begitu periang dan ceria sedikit berubah. J menjadi lebih religius disaat yang sama dengan saya. Saya ikut senang tentu saja, dan tidak pernah menanyakan alasannya. Namun pembicaraan yang dulunya sering kali kami lewati seputar film dan buku yang tidak boleh dilewatkan, atau hottest fashion terbaru berubah menjadi topik seputar keagamaan. Topik sederhana seperti apa bedanya sunnah dan wajib, atau membahas pendapat berbeda seputar syarat sah sholat dan sebagainya. J pun mulai kerap mengirimkan hadist2 nabi dan doa2 baik lainnya untuk saya dan calon bayi saya. J pula lah yang saya jadikan orang pertama yang saya datangi ketika saat saya ragu untuk menaruh nama Muhammad di tengah, bukan diawalan nama anak saya, dan menjelaskan jawaban bahwa itu tak perlu dikhawatirkan selama tujuan saya menamai anak laki laki pertama saya itu dengan tujuan baik.
Unsur religius yang dia lakukan di social media menarik beberapa selebritis dan ustad2 terkenal hingga followers twitternya mencapai lebih dari lima puluh ribu orang.
Yang saya lihat, dia telah begitu banyak berubah dalam arti yang sangat baik beberapa tahun terakhir. Duniawi bukan lagi hal utama baginya, dia menebar kebaikan dengan tulus, mengetuk hati orang2 tanpa memojokkan, tanpa menghakimi, tanpa pamrih.

Kalimat Shelly berikutnya makin membuat saya menangis, ketika J kerap kali mengajak teman2 lainnya untuk mencari waktu agar bisa setidaknya berkunjung ke rumah saya dan saling bertemu. Saya teringat sebotol white wine yang masih tersimpan rapi di cabinet saya hingga sekarang yang telah saya beli sejak dulu ketika saya dan J merencanakan bertemu.

Kenapa begitu cepat? Kenapa begitu mendadak? Kenapa orang2 yang begitu dicintai begitu cepat pergi? Sesungguhnya Tuhan Maha Tahu. Saya tentu merindukannya. Saya begitu merasa kehilangan. Saya begitu menyesalkan bahwa saya tidak pernah berusaha lebih keras untuk membuat pertemuan kami terwujud.

Saya memeluk botol wine itu, membukanya hati2, menyesapnya perlahan. Membayangkan J berada disini bersama saya, tersenyum, menggenggam tangan saya.
Dia akan tahu bahwa kehadirannya akan selalu kami rindukan.

May your soul rest in peace, J.
-29 June 2012-

Kamis, 13 September 2012

Best Friend Forever Reunion

Hari ini kedatangan tamu istimewa. Dua teman baik saya sejak SMA.
Si Aries alias Manyun, yang panggilannya Lala Belle, berteman dgn saya sejak 12tahun lalu, dimulai ketika kami sekelas ketika kami SMA kelas 1. Keakraban kami memang cukup dekat. Sejak lulus SMA sering kali ketemuan meskipun dia memutuskan langsung bekerja sementara saya kuliah Public Relation ditahun 2003. Sebelum saya lulus kuliah, tahun 2007 dia mengajak saya bekerja di tempat kerjanya, berhubung SMA kami ambil jurusan perhotelan di Paramtiha Tourism High School (SMIP), hasil wawancara dari tawaran kerja tersebut cukup mudah dilalui bagi saya. Jadilah Shangrila, Hotel berbintang 5 plus diamond di Sudirman, Jakarta, menjadi tempat kerja pertama saya hingga lima tahun berikutnya. Saya putuskan untuk berhenti bekerja begitu saya melahirkan Baby O sekitar 6bulan yg lalu. Saya ingin concern untuk bekerja dirumah, agar bisa 24 jam menjaga putra satu2nya pertama saya itu. Maklum, nunggu kehadiran Baby O tiga tahun cukup lama bagi saya dan Hubby, makanya saya ingin total merawat dan mencurahkan kasih sayang padanya. Nah kembali kepermasalahan awal, selama periode kelulusan sekolah, kuliah, hingga bekerja itu, membuat saya tetap sering berhubungan dengan Lala Belle. Maka, sebagai teman baik,urusan curhat-menyurhat dan peduli satu sama lain alhamdulillah tidak pernah putus, bahkan hingga saat saya tidak bekerja di perusahaan yang sama lagi.
Nah lain ceritanya dengan Margaretha yang biasa dipanggil Nonie, setelah sama2 lulus dari SMA yang sama dengan saya dan Lala Belle, Nonie kuliah dibidang yang sama juga sama seperti saya, namun berbeda universitas. Tahun 2006 dia memutuskan visited saudaranya yg berada di Toronto, Canada. Rejeki tak bisa ditolak, dia dapet kerjaan bergaji bagus disana dan memutuskan stay hingga 2009 di Toronto, lalu pindah ke Edmonton tiga tahun berikutnya untuk pekerjaan di Hotel Holliday Inn. Selama dia tinggal di Canada, komunikasi kita juga tidak pernah terputus, dari jaman Friendster, sampai sms, atau webcam-an, Facebook, dan paling sering ввм/ym chat. Nah setelah 6 tahun berpisah, dia pulang ke Indonesia. Maka tiga sahabat ini memutuskan untuk ketemu.
Lala Belle, Me with Baby O, Nonie
 Tadinya mau ketemu di Mall, tapi macet yang tidak bersahabat belum terbiasa dinikmati Nonie setelah lama hidup "damai" di Canada, jadilah ketemuan di kediaman saya di Cawang.

Saya memutuskan memasakkan satu2nya masakan yang saya bisa, Spaghetti Aglio Olio. Untuk saya dan Nonie dengan udang, sementara untuk Lala Belle tidak, berhubung dia Vegetarian.


My favorite dish
Sayang disayang, rupa2nya keisengan saya kepada Lala Belle dari jaman sekolah dulu sedikit membuat dia trauma. Dia amat sangat yakin bahwa yang saya masak terpisah untuknya pasti ada apa2nya. Dulu memang saya kerap kali memaksa dia untuk memakan bakso, daging, ayam ataupun makanan lain yang tidak dia konsumsi dengan alasan "Ini enak, coba dulu, kalo nggak doyan, buang". Well, reaksi muntah2nya setelah makan makanan yang dia tidak suka justru saat itu  agak lucu bagi saya dan teman2 lainnya. Makanya hal itupun tetap berulang. Dampaknya sekarang ini, meskipun saya hingga berpeluh memasakkan spaghetti ini (maklum, tidak terbiasa berada 'berteman' dengan kompor) semakin saya bersumpah bahwa di spaghetti yang saya masak ini nggak ada "apa2nya" maka semakin dia curiga. Baiklah. Saya nyerah. Dia memilih makan makanan yang bikin saya jadi ngiler : pop mie.

Untuk mengenang masa lalu, mereka membawa makanan2 yang biasa kami nikmati saat jaman di sekolah dulu. Seperti : kue cubit, kue tete atau kue ape, rujak, chiki2 (yang justru sekarang saya nggak makan) sampe minuman kemasan rasa buah merk Buahv*ta yang juga saya nggak minum demi hidup sehat :D

Seperti biasanya bagi orang2 yang baru datang dari luar negeri, "oleh2" nggak terlupakan meskipun saya sudah berpesan "Jangan repot2" sejak jauh2 hari, Nonie tetap membawakan saya :

Beberapa souvenirs untuk Baby O berupa se-set jaket dan celana trainning Nike ber-icon Michael Jordan. Yang ini bikin si Hubby super iri berhubung Michael Jordan adalah pemain basket favoritnya.
Lucu ya?
 Meskipun sudah jauh2 dibawa dari tempat yang harus memakan waktu seharian dengan pesawat, rupa2nya di merknya tertuliskan "Made In Indonesia". Well, nggak kaget. Memang produk tekstil 'branded' mayoritas diproduksi di negara tercinta kita ini. Lalu di ekspor jauh kemana2 dan dijual dengan bandrol yang cukup menguras kantong. Ah, cant wait to see my Baby O in it. Must be so cute!!

Oleh2 lainnya berupa Hand Sanitizer yang si penjual membuat Nonie borong bejibun banyak benda ini hanya dengan ke-sotoy-annya mengatakan bahwa "Produk2 dari Bath & B*dy Works ini tidak mudah didapatkan di Indonesia, cuma sampe Singapore" katanya. Nyatanya, Nonie nyesel setengah mati setelah tahu harga yang dia beli disana jauh lebih mahal dibanding yang dia bisa dapet di Indonesia. "Poor you, Bebe, dibohongin SPG sotoy. Makanya apa2 tanya aku dulu" Ujar saya yang disambut dengan kecemberutannya :))

Bath and B*dy Works Hand Sanitezers, Key Chains
 And surprisely ....
A Book
Nah si Nonie ini memang penggemar buku seperti saya. Terutama kisah2 nyata yang berlatar belakang psikologi. Yang ini judulnya 'A Stolen Life' yang ditulis Jaycee Dugard. Buku ini bercerita pengalaman pahitnya ketika diculik diusia 11 tahun untuk beberapa belas tahun berikutnya. Kebetulan saya pernah mendengar kisahnya di tv. Cant wait to read this book. Untungnya meskipun berbahsa inggris, kata2nya jauh lebih mudah dimengerti, dibanding novel "Harry Potter" versi inggris yang membuat saya menyerah setelah membaca lima halaman dalam tiga jam. Kebanyakan nanyanya soalnya, hahaha..
Ah, ketemu aja udah seneng, ini segala repot2 dibawain oleh2 yang lucu2. "Welcome home, Bebe. Betah2 di Jakarta yaa."

Eh.. Ulasan bukunya menyusul ya :))