Tampilkan postingan dengan label buku. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label buku. Tampilkan semua postingan

Selasa, 15 Januari 2013

11 Months Baby O

Selamat 11 bulan anakku sayang! 
11months Baby O

Nggak terasa tau2 udah 11 bulan. Bulan depan ulang tahun deh kesayangan Mama. Maka Baby O udah bukan bayi lagiiii. Waktu begitu cepat berlalu.
Kepintaran Baby O makin bertambah. Sekarang kalau ditanya "Mana giginya?" dia akan nyengir. Ataupun pipi. Kebanyakan sejauh ini pinter kalo suruh niru gerakan tertentu. Ngocehnya juga udah makin heboh, dan sering kali suaranya memekakkan telinga. Ada kalanya kadang mengganggu pendengaran orang, saking lantangnya suaranya :D
Sekarang kalo Mama/Abahnya nunjuk kesuatu tempat lalu bilang "Bobo sini yuk, bobo." Baby O akan segera nyamperion dan berbaring. Super lucuuu!
Juga udah mulai bisa "minta" dengan cara ngejulurin tangannya kearah kita, atau kalo kita minta maka Baby O akan ngasih barang yang dia pegang. Nyuapin orang juga bisa, kalo lagi makan dan kita minta nanti makanannya akan disodorin, baik banget :)

Ulang tahun ke 11 bulan ini Mama beliin buku baru untuk Baby O. Ada dua buku, keduanya berbahasa Inggris, yang satu "Naughty Kitten" bercerita kucing. Buku ini buku touch and feel adventure. Gambar kucingnya berbahan beludru, sementara gambar2 lainnya ada yang berupa kertas timbul, jadi ada sensasi jika disentuh.
Satu lagi judulnya "The Very Funny Fish" its a peek a boo pop ups book. Dimana setiap halaman akan menceritakan hewan2 penghuni laut dengan gambar yang muncul dari dalam.

Buku baru Baby O dari Mama "Naughty Kitten"

"Aku ceritain ya.."





Baby O dan buku "The Very Funny Fish" dengan gambar yang timbul.
Baby O suka sekali kedua buku ini. Harapannya sih cuma biar Baby O mulai terbiasa dengan membaca, dan semoga suka kaya Mama & Abahnya, amin :)


Sehat selalu ya, Sayang Mama :*

Jumat, 09 November 2012

Buku2 Karya Dave Pelzer dan Torey Hayden

Semasa kuliah tahun 2003, rute Bekasi-Tendean jadi perjalanan yang panjang. Apalagi tahun 2004 kampus mulai dipindah ke Panglima Polim sana. Duh, kalo kuliah pagi jam8, musti berangkat jam6 atau 530 pagi, itupun sampe kampus mepet, dan seringnya telat :p

Well, macet emang udah makanan sehari2 bagi kita2 yang harus pergi ke Jakarta.
Perjalanan pergi dan pulang kampus yang selalu makan waktu banyak, saya siasati dengan denger musik/radio via hp, atau tidur, namun seringnya sih baca buku.
Maka temen kampus selalu tahu, pasti ada satu buku di dalam tas saya.

Nah salah satu teman baik saya, @yolivanofa bilang "Gw dikasih buku tuh, Say, di rumah, sedih banget. Gw nggak sanggup bacanya. Besok gw bawain ya"

Maka keesokan harinya, saya terimalah buku "A Child Called 'It'" tersebut.
Buku ini bercerita tentang masa kecil si penulis, yaitu Dave Pelzer, yang mengalami child abuse oleh ibu kandungnya sendiri. Penyiksaannya tidak bisa diuraikan dengan kata2, mending baca bukunya sendiri deh, saya nangis entah sampe berapa kali yang jelas.
Nah dari situ, saya mulai hunting buku kelanjutan dari A Child Called 'It' tersebut, yaitu The Lost Boy, A Man Named Dave, dan The Privilege Of Youth .
Keempat buku tersebut dapat di temukan di toko2 buku Gramedia/Gunung Agung dibagian "Novel Psikologi".
Bagi yang mau baca buku Dave Pelzer, tentu saya sarankan membacanya secara berurutan, agar lebih mendapatkan esensi dari cerita tersebut.

Dari situ, saya mulai menemukan buku tentang cerita berlatar belakang novel psikologi lainnya, karya Torey Hayden, berjudul Sheila : Luka Hati Seorang Gadis Kecil dan saya langsung jatuh cinta pada cerita Torey Hayden. Dia adalah seorang guru yang mengajar anak2 khusus, anak2 autis, anak2 yang memiliki gangguan emosional, dan memiliki latar belakang khusus lainnya seperti penyiksaan dan trauma, yang sungguh menyentuh (dan berdasarkan kisah nyata) yang dapat membuat hati saya sesak membacanya.

Buku2 Torey Hayden lainnya yang sudah saya baca selain Sheila : Luka hati Seorang Gadis Kecil, yaitu Sheila : Kenangan yang Indah (lanjutan Sheila sebelumnya), Murid Istimewa : Jerit Lirih Seorang Sahabat, Venus : Duka Lara Si Anak Cantik, Jadie : Tangis Tanpa Suara, Mereka Bukan Anakku, Cassandra : Amarah Anak-Anak Sunyi, dan Kevin : Belenggu Masa Lalu, adalah buku2 nonfiksi yang harus dibaca bagi para penikmat buku seperti saya.
Ada juga Mechanical Cat salah satu novel fiksi karyanya. Sementara novel lainnya yang berjudul The Very Worst Thing dan The Sunflower Forest adalah dua novel fiksi lainnya yang sayangnya belum sempat saya baca. *akan segera ke toko buku begitu sempat*

Harganya cukup murah berkisar Rp.50.000-Rp.65.000 perbukunya. Namun, harga ini sungguh sangat tidak berarti dari efek yang ditimbulkan setelah membaca cerita Ms. Hayden tersebut.
Bahwa betapa hidup saya ternyata sangat cukup "normal" dan berbahagia :)
Bahwa segala keluhan2 saya tentang macet, atau tentang supir taksi yang bau badan, atau tentang jam malam semasa sekolah, atau teman yang menyebalkan, atau nggak cocoknya rasa suatu makanan, bukanlah apa2 dibanding kehidupan macam apa yang anak2 dari Torey Hayden ceritakan miliki. Bahwa rupanya, betapa banyak anak2 diluar sana yang berharap memilki kehidupan yang justru sering saya keluhkan, agar terhindar dari penganiayaan, pengabaian, pemukulan, penyiksaan atau bahkan dari penolakan atas kehadiran mereka, dalam kehidupan "normal" versi mereka, disetiap seharinya.

Daftar Buku2 dan informasi mengenai Torey Hayden dapat dilihat disini

Selamat berburu buku ya, selamat menemukan suatu alasan bahwa mulai sekarang kalian harus mulai bersyukur dengan kehidupan normal yang kalian miliki :)
Percayalah, sesungguhnya saya dan kamu adalah orang2 yang berbahagia :)
Selamat membaca :)

Selasa, 25 September 2012

"A Stolen Life" by Jaycee Dugard

Sebelumnya, tahun lalu, saat saya sedang hamil 5 bulan dan sedang mengalami morning sickness parah2nya hingga harus unpaid leave 3 bulan dari pekerjaan, saya kerap kali menghabiskan waktu di kamar, nonton tv. Ya, sepanjang hari!
Nah salah satu acara TV favorit saya "Hollywood Investigates" di channel Fox Crime, sedang merangkum tentang '10 Peristiwa Penculikan yang Menggemparkan Amerika'.
Salah satu ceritanya tentang penculikan seorang anak yang kasusnya tidak pernah terpecahkan hingga 18tahun. Nah, si korban penculikan yang telah disekap selama 18tahun itu membuat buku pada akhirnya.
Saya sebagai pecinta buku yang sedang hamil dan terkapar serta tak punya banyak aktivitas saat itu, bagai mendapat angin surga. Maka dengan antusias saya mencatat judul dan nama pengarang bukunya, lalu setelah mengumpulkan tekad yang rupanya harus memakan waktu beberapa hari dan tanpa mandi, mencarinya kebeberapa toko buku, namun hasilnya nihil karena rupanya buku itu tidak beredar di Indonesia :(
Nah, tiba2 saja, si sahabat saya sejak SMA yang bernama Nonie, yang kebetulan juga punya hobby yang sama dengan saya, mengirim pesan via ввм dan mengatakan bahwa dia punya buku yang dia yakin saya sukai, dan buku yang saya tadi maksut jugalah rupanya yang dibeli Nonie. Namun berbahasa inggris.

Bukunya berjudul "A Stolen Life" ditulis oleh Jaycee Lee Dugard. Buku perjalanan kisah nyata mengenai hidupnya ini membuat saya berderai air mata.

Cover buku "A Stolen Life" by Jaycee Dugard

Ceritanya berawal saat 10 Juni 1991, Jaycee diculik oleh sepasang suami istri : Phillip Garrido & Nancy Garrido, diusia 11 tahun saat dalam perjalanan dari rumah menuju meeting point bus sekolahnya.

Foto terakhir Jaycee sebelum diculik (kiri), Phillip Garrido (tengah), dan Nancy Garrido (kanan)
Dia disekap disebuah studio musik kosong, kedap suara, tanpa diberi penerangan (kecuali hanya saat penculiknya datang setidaknya sehari sekali untuk sekedar memberi makan dengan atau tanpa sex abuse), dan hanya terdapat beberapa jendela yang sayangnya ditutupi handuk dari luar, yang terletak di halaman belakang rumah si penculik.

Denah lahan & rumah Phillip Garrido, "Backyard" adalah tempat dimana Jaycee dan kedua anaknya menghabiskan masa hidupnya

Detail dalam "Backyard"

Yang dialami Jaycee selama 18 tahun bukan hanya sekedar penculikan dan penyekapan, tapi cuga pemerkosaan, isolasi, manupulasi, tekanan, juga ancaman.
Dia bahkan sudah mengalami sex abuse, sedari dia sama sekali belum mengenal apa itu sex, bahkan dari sebelum menstruasi pertamanya mulai.

Pada tahun 1994, dia diberi tahu oleh Phillip & Nancy bahwa dia diperkirakan hamil 5bulan, tentu saja anak dari Phillip penculiknya, bahkan saat usianya belum genap 14tahun.
Ia melahirkan putri pertamanya yang bernama "A" pada Agustus 1994. Sedangkan putri keduanya yang dinamai "S" lahir pada tahun 1999, masih dari pria yang sama. Selama beberapa tahun pertama disekap, dia tidak pernah diperkenankan keluar dari ruangan tersebut, hanya terkadang berpindah ke satu ruangan lainnya itu pun dengan ditutupi selimut seluruh badannya karna sang penculik takut tetangganya melihat. Matahari pertama yang dia rasakan saat tahun 1997, setelah 6tahun menunggu.
Meskipun sejak saat itu mulai banyak aktivitas keluar rumah setidaknya bersama salah satu penculiknya, dia telah mengerti bagaimana untuk tidak pernah mengungkapkan identitasnya karena ancaman yg dia terima selama ini. Tentu dia tetap diam dan tidak memberontak pada penculiknya, karna dia masih terlalu kecil pada saat itu semua terjadi, jauh dari saat dimana ia bisa membedakan siapa yang benar, siapa yang salah, dan pikiran itu tetap bertengger di kepalanya hingga ia dewasa, tiga puluh tahun, bahkan saat hari dimana semua penderitaannya mula2 akan berakhir, ia masih berbohong kepada polisi dengan menyebut bahwa namanya adalah ALLISHA, sedangkan A dan S dia sebut sebagai adik2nya, bukan anak2nya, seperti yang diajari Phillip & Nancy selama ini.
Mereka bebas pada 2009 lalu setelah melewati 18tahun kehidupan penuh kepiluan, lebih dari apa yang bisa anda bayangkan.

Ketika halaman terakhir buku ini saya baca, saya bertanya2, bagaimana rasanya menjadi seorang anak yang memiliki ayah yang menghancurkan hidup dan merampas hak2 dari wanita yang melahirkannya dan membessarkan mereka selama ini?
Saya bayangkan masa2 awkward yang dua puteri Jaycee alami saat menghadapi teman2nya melontarkan pertanyaan normal seperti "Dimana Ayah kamu? Apakah masih hidup?"
Saya bayangkan keraguan yang begitu meluap2 jauh dalam lubuk hati mereka dalam memilih antara harus 'berbohong' ataukah menjawab dengan kata2 seperti "Ayah saya dipenjara seumur hidup karena telah menculik, menyekap, memperkosa ibu saya selama 18tahun, serta karena telah mengisolasi, dan memanipulasi identitasnya juga identitas saya dan saudara perempuan saya seumur hidup"?

Foto perdana Jaycee setelah 18 tahun "hilang" dalam majalah "People"

Jaycee (berbaju hitam) diapit kedua putrinya.


Saya berharap Jaycee yang saat ini telah berusia 32tahun, dan dua anaknya yang kini remaja bisa melalui segala trauma dan dampak atas apa yang dialaminya. Doa saya bagi mereka tidak dapat saya sebutkan satu2. Terlalu banyak yang saya harap bisa Tuhan kabulkan.

Buku ini banyak mengajari saya untuk lebih bersyukur. Atas segala keputusan yang sepenuhnya ada dalam kendali saya pribadi. Atas berbagai macam pilihan yang saya punya. Atas proses normal dalam menemukan lelaki yang saya ingin dan saya rasa tepat untuk mendampingi sisa hidup saya. Atas anak yang terlahir dari pria yang begitu saya cintai dan begitu mencintai saya. Atas kebahagiaan yang saya rasakan setiap kalinya. Atas kesempurnaan yang Tuhan ciptakan untuk saya setiap waktunya. Dan atas kehidupan normal yang saya dan anda alami setiap harinya.
Bukan kah begitu?
 

Kamis, 13 September 2012

Best Friend Forever Reunion

Hari ini kedatangan tamu istimewa. Dua teman baik saya sejak SMA.
Si Aries alias Manyun, yang panggilannya Lala Belle, berteman dgn saya sejak 12tahun lalu, dimulai ketika kami sekelas ketika kami SMA kelas 1. Keakraban kami memang cukup dekat. Sejak lulus SMA sering kali ketemuan meskipun dia memutuskan langsung bekerja sementara saya kuliah Public Relation ditahun 2003. Sebelum saya lulus kuliah, tahun 2007 dia mengajak saya bekerja di tempat kerjanya, berhubung SMA kami ambil jurusan perhotelan di Paramtiha Tourism High School (SMIP), hasil wawancara dari tawaran kerja tersebut cukup mudah dilalui bagi saya. Jadilah Shangrila, Hotel berbintang 5 plus diamond di Sudirman, Jakarta, menjadi tempat kerja pertama saya hingga lima tahun berikutnya. Saya putuskan untuk berhenti bekerja begitu saya melahirkan Baby O sekitar 6bulan yg lalu. Saya ingin concern untuk bekerja dirumah, agar bisa 24 jam menjaga putra satu2nya pertama saya itu. Maklum, nunggu kehadiran Baby O tiga tahun cukup lama bagi saya dan Hubby, makanya saya ingin total merawat dan mencurahkan kasih sayang padanya. Nah kembali kepermasalahan awal, selama periode kelulusan sekolah, kuliah, hingga bekerja itu, membuat saya tetap sering berhubungan dengan Lala Belle. Maka, sebagai teman baik,urusan curhat-menyurhat dan peduli satu sama lain alhamdulillah tidak pernah putus, bahkan hingga saat saya tidak bekerja di perusahaan yang sama lagi.
Nah lain ceritanya dengan Margaretha yang biasa dipanggil Nonie, setelah sama2 lulus dari SMA yang sama dengan saya dan Lala Belle, Nonie kuliah dibidang yang sama juga sama seperti saya, namun berbeda universitas. Tahun 2006 dia memutuskan visited saudaranya yg berada di Toronto, Canada. Rejeki tak bisa ditolak, dia dapet kerjaan bergaji bagus disana dan memutuskan stay hingga 2009 di Toronto, lalu pindah ke Edmonton tiga tahun berikutnya untuk pekerjaan di Hotel Holliday Inn. Selama dia tinggal di Canada, komunikasi kita juga tidak pernah terputus, dari jaman Friendster, sampai sms, atau webcam-an, Facebook, dan paling sering ввм/ym chat. Nah setelah 6 tahun berpisah, dia pulang ke Indonesia. Maka tiga sahabat ini memutuskan untuk ketemu.
Lala Belle, Me with Baby O, Nonie
 Tadinya mau ketemu di Mall, tapi macet yang tidak bersahabat belum terbiasa dinikmati Nonie setelah lama hidup "damai" di Canada, jadilah ketemuan di kediaman saya di Cawang.

Saya memutuskan memasakkan satu2nya masakan yang saya bisa, Spaghetti Aglio Olio. Untuk saya dan Nonie dengan udang, sementara untuk Lala Belle tidak, berhubung dia Vegetarian.


My favorite dish
Sayang disayang, rupa2nya keisengan saya kepada Lala Belle dari jaman sekolah dulu sedikit membuat dia trauma. Dia amat sangat yakin bahwa yang saya masak terpisah untuknya pasti ada apa2nya. Dulu memang saya kerap kali memaksa dia untuk memakan bakso, daging, ayam ataupun makanan lain yang tidak dia konsumsi dengan alasan "Ini enak, coba dulu, kalo nggak doyan, buang". Well, reaksi muntah2nya setelah makan makanan yang dia tidak suka justru saat itu  agak lucu bagi saya dan teman2 lainnya. Makanya hal itupun tetap berulang. Dampaknya sekarang ini, meskipun saya hingga berpeluh memasakkan spaghetti ini (maklum, tidak terbiasa berada 'berteman' dengan kompor) semakin saya bersumpah bahwa di spaghetti yang saya masak ini nggak ada "apa2nya" maka semakin dia curiga. Baiklah. Saya nyerah. Dia memilih makan makanan yang bikin saya jadi ngiler : pop mie.

Untuk mengenang masa lalu, mereka membawa makanan2 yang biasa kami nikmati saat jaman di sekolah dulu. Seperti : kue cubit, kue tete atau kue ape, rujak, chiki2 (yang justru sekarang saya nggak makan) sampe minuman kemasan rasa buah merk Buahv*ta yang juga saya nggak minum demi hidup sehat :D

Seperti biasanya bagi orang2 yang baru datang dari luar negeri, "oleh2" nggak terlupakan meskipun saya sudah berpesan "Jangan repot2" sejak jauh2 hari, Nonie tetap membawakan saya :

Beberapa souvenirs untuk Baby O berupa se-set jaket dan celana trainning Nike ber-icon Michael Jordan. Yang ini bikin si Hubby super iri berhubung Michael Jordan adalah pemain basket favoritnya.
Lucu ya?
 Meskipun sudah jauh2 dibawa dari tempat yang harus memakan waktu seharian dengan pesawat, rupa2nya di merknya tertuliskan "Made In Indonesia". Well, nggak kaget. Memang produk tekstil 'branded' mayoritas diproduksi di negara tercinta kita ini. Lalu di ekspor jauh kemana2 dan dijual dengan bandrol yang cukup menguras kantong. Ah, cant wait to see my Baby O in it. Must be so cute!!

Oleh2 lainnya berupa Hand Sanitizer yang si penjual membuat Nonie borong bejibun banyak benda ini hanya dengan ke-sotoy-annya mengatakan bahwa "Produk2 dari Bath & B*dy Works ini tidak mudah didapatkan di Indonesia, cuma sampe Singapore" katanya. Nyatanya, Nonie nyesel setengah mati setelah tahu harga yang dia beli disana jauh lebih mahal dibanding yang dia bisa dapet di Indonesia. "Poor you, Bebe, dibohongin SPG sotoy. Makanya apa2 tanya aku dulu" Ujar saya yang disambut dengan kecemberutannya :))

Bath and B*dy Works Hand Sanitezers, Key Chains
 And surprisely ....
A Book
Nah si Nonie ini memang penggemar buku seperti saya. Terutama kisah2 nyata yang berlatar belakang psikologi. Yang ini judulnya 'A Stolen Life' yang ditulis Jaycee Dugard. Buku ini bercerita pengalaman pahitnya ketika diculik diusia 11 tahun untuk beberapa belas tahun berikutnya. Kebetulan saya pernah mendengar kisahnya di tv. Cant wait to read this book. Untungnya meskipun berbahsa inggris, kata2nya jauh lebih mudah dimengerti, dibanding novel "Harry Potter" versi inggris yang membuat saya menyerah setelah membaca lima halaman dalam tiga jam. Kebanyakan nanyanya soalnya, hahaha..
Ah, ketemu aja udah seneng, ini segala repot2 dibawain oleh2 yang lucu2. "Welcome home, Bebe. Betah2 di Jakarta yaa."

Eh.. Ulasan bukunya menyusul ya :))