Minggu, 30 Maret 2014

#cerpen

Dia membuka matanya yang telah lama rapat terpejam, mengecup kedua jemarinya yang bertaut begitu erat hingga daging dagingnya memutih dan diletakan didepan dada sambil mengucapkan kata-kata yang hanya bisa didengar olehnya dengan begitu bersungguh-sungguh berulang ulang, lalu bangkit dari tumpuan lututnya sambil menyeka airmatanya perlahan. Berdiri tegak, berbalik, menoleh kembali ke patung dewa-dewa yang terpajang kokoh, kaku dan diam disamping dupa2 dan bertabur bunga dengan lilin lilin dengan api keemasan yang tak henti menari diatas piring perak besar berkilauan sekali lagi, berharap para dewa mendengar doa yang baru saja dia panjatkan sepanjang malam sebulan terakhir, meninggalkan kuil menuju delapan dayang-dayang yang setia menemaninya kemanapun dia pergi, menimbulkan dentaman langkah-langkah pelan yang teratur melewati pilar-pilar kokoh tinggi disekeliling istana dari balik jendela-jendela besar berpermata.
Dua dari enam penjaga pintu berbaju besi telah menjaga pintu agar terbuka lebar sejak melihatnya muncul diujung lorong, membungkuk hormat tanpa berani memandang matanya karena itu akan dianggap tidak hormat dan takkan bangkit hingga dia lewat.
Dia tersenyum sedikit kepada mereka meski itu tidak diharuskan, menaiki tangga pualam yang melingkar lingkar dengan elok dan begitu tinggi hingga seakan menuju keujung langit, tempat dimana anak-anak lelakinya bermain. Memeluk mereka satu persatu dan mencium kening-kening putih berdaging lembut dengan pipi bulat kemerahan. Terdengar derak derak sepatu kuda dari kejauhan, membuat ketiga anak lelakinya sontak melempar apa yang mereka pegang dan menarik narik gaun panjang ibunya. Memandangnya penuh harap dengat mata bulat sepenuh bulan purnama menyiratkan pertanyaan yang dia sudah tau apa.
Dia tersenyum, anggukannya membuat ketiga anaknya bersorakan.
Derap langkah menaiki tangga terdengar semakin mendekat. Dia duduk tenang diatas kursi panjang berbalut kain sehalus beludru merah keemasan dan menarik napas panjang sambil membetulkan letak ekor gaun putihnya yang selembut sutera, berharap bisa menyembunyikan kegelisahannya sendiri. Berharap tak ada penghuni istana yang cukup bodoh dan lancang mengatakan dimana dia menghabiskan waktunya sebulan terakhir tanpa diminta.

Seorang pria berbadan tegap dengan mahkota besar diatasnya masuk keruangan, disambut pelukan rindu dari ketiga anak lelakinya yang ditinggal selama berbulan bulan, menggendong mereka sekaligus hanya dengan satu kali rengkuhan dan menciumi mereka seakan tak ada hari esok, membuat ketiga anak itu terbahak bahak mengekspresikan kebahagiaan mereka, layaknya sambutan hangat yang ayahnya selalu bayangkan setiap kali melakukan perjalanan. Pria itu mendekati istrinya, tersenyum lebar memamerkan gigi sempurnanya yang berjejer rapi, seputih tulang dan sekuat gading.
"Tidakkah kamu tahu betapa aku merindukanmu, Permaisuriku?" Ujarnya sambil merengkuh istrinya lembut dan menenggelamkan wajahnya ditengkuk sang istri. Sang istri meraih tangan kokoh suaminya dan menciumnya tiga kali, seperti yang seharusnya, baru saja akan membalas kerinduannya hingga suara lainnya memasuki ruangan.
"Apakah itu suara anakku yang begitu aku rindukan?" Sang putra bangkit tersenyum, wanita paruh baya itu lanjut berkata "Tidakkah kau merindukan ibumu yang tua renta ini, anakku?" Sambil merentangkan tangannya.
Sang anak memeluknya, berlutut dan mencium kedua tangannya tiga kali masing masing secara bergantian seperti yang seharusnya.
"Tentu saja aku merindukanmu, Ibuku. Dan kau tidak tua dan renta, kau masih tetap cantik seperti halnya ketika kau masih menjadi Ratu seperti dulu"
Sang ibu kontan mengerutkan keningnya "Jangan konyol anakku, aku masihlah tetap Ratu diistanamu ini" lalu tersenyum sambil melingkarkan lengan dibalik pinggang putranya seraya mengajaknya beranjak "Tidakkah kau lelah setelah menempuh perjalanan panjang? Mandilah, kau butuh beristirahat, mari berendam, Ibu akan menemanimu dan menggosok punggungmu seperti saat kau kecil dulu, setelah itu akan Ibu siapkan pesta makan malam besar menyambut kepulanganmu, ceritakanlah pada Ibu seperti apa indahnya dunia dibelahan sana" sambil membawa sang anak pergi menjauh.
Sang putra menghentikan langkahnya "Ibu, bisakah aku mencurahkan dulu kerinduanku kepada istri dan ketiga anakku?" Ujarnya sambil setengah membungkuk.
Sang ibu sedikit keberatan namun akhirnya berkata "Ya, ya, tentu saja. Kalau begitu Ibu akan menunggumu di kolam mata air panas. Dan sebaiknya kau tidak biarkan Ibu terlalu lama menunggu"
"Baik Ibu, tentu saja, aku akan segera menyusulmu." Ujarnya sambil mencium kedua tangan ibunya masing masing tiga kali seperti yang seharusnya.
"Sampai mana kita tadi?" Ujar sang suami setelah ibunya pergi.
"Sampai saat aku ingin menciummu" ujar sang istri
"Maka lakukanlah" lalu sang suami memejamkan matanya dan merengkuh lembut wajah istrinya. "Mari, ikutlah ke kolam bersamaku" ujarnya lagi.
"Oh tidak terima kasih. Aku baru saja mandi dan mengenakan korset ini hingga waktu tidur tiba nanti untuk membuatku tetap cantik. Lagi pula, rakyat jelata tidak berbagi air dengan Raja dan Ratu."
"Berhentilah mengatakan itu, kau lah justru satu satunya gadis jelata yang telah memberikanku tiga putra mahkota sekaligus yang akan mewariskan tahtaku dari ratusan wanita yang telah kutemui, kaulah gadis jelata yang sepenuhnya aku cintai dan akhirnya kupilih menjadi satu satunya pendamping setiaku. Kau lah gadis jelata yang aku inginkan untuk bersanding duduk di istanaku. Kaulah gadis jelata yang telah berhasil menjadi pelabuhan cintaku. Aku Raja mereka, namun aku tetaplah suamimu."
"Tidak, sungguh, aku tak apa, temanilah ibumu, aku akan melihat bagaimana naga nagaku"
"Sejak kapan kau mulai tertarik dengan mahluk yang dulu kau selalu sebut buas itu?"
"Sejak kau, Rajaku, telah membuka mataku dan memberikan padaku bayi naga naga mungil seputih awan dengan asap dingin dan airmata rubi yang begitu cantik hingga membuatku jatuh hati."
"Aku senang mendengarnya, aku harap sebentar lagi kau juga akan bergabung mengendarai naga bersamaku dan ketiga putramu, akan lebih menyenangkan dengan kehadiranmu"
"Mungkin saja" ujar sang permaisuri lalu berlalu.

Dan gadis jelata lalu pergi melihat naganya, tentu saja dengan delapan dayang dayang serta selusin prajurit mengikutinya. Memandang kesegala arah mencari sosok lain selain delapan belas naga yang berada disana.
Dia melihatnya dari kejauhan. Dia mengangkat tangannya memberi tanda pada para dayang dan prajurit yang berjalan dibelakangnya. 

Diantara pepohonan tinggi menjulang dan rimbunnya dedaunan hijau serta ranting ranting kering yang mencuat tajam. Dia berjalan lebih cepat, daun kering bergemerisik renyah seiring langkah kakinya yang mendekat. Hatinya bersenandung memainkan irama merdu yang dia sendiri tak yakin pernah mendengarnya. Perutnya bergejolak, seakan kian lama rasanya dia sudah tak merasakan sensasi aneh itu dalam dirinya, dan merasa mual lalu ingin muntah.

Lelaki dari kejauhan yang sedang melatih naga itu menoleh, meletakkan keranjangnya berisi apel apel ranum dan menundukan kepalanya seraya berlutut memberi hormat dan tak beranjak beberapa saat.
"Jangan konyol, bangkitlah" ujar sang permaisuri seraya menarik lengan si penjaga naga dan memeluknya erat, tersenyum begitu lebar tanpa ia sadar, "senang bisa bertemu denganmu lagi hari ini. Bukan sudah pernah kukatakan tak perlu kau lakukan itu jika hanya ada aku?"
Si penjaga naga yang berkulit bersih dan bertubuh kurus tersenyum lebar kembali sambil mengangkat keranjang kayunya dan melemparkan isinya satu demi satu kepada naga berkepala kristal "Aku tidak ingin mengambil resiko, bahkan, berbicara sambil terus memandang matamu terasa begitu berat bagiku, seakan sepertinya ajal akan segera menemuiku sepulang nanti"
Sang permaisuri berkata "Tentu saja aku takkan membiarkan mereka melakukan itu, Bodoh" lalu tertawa lepas.
"Whoa, bukankah seorang permaisuri tidak diperkenankan memaki dan berbicara seperti itu?"
Sang permaisuri terdiam "Aku rindu diperlakukan wajar seperti dulu, aku rindu melakukan hal hal sesukaku, biar bagaimanapun aku sama denganmu. Aku masih seperti yang dulu" ujarnya
"Tentu saja, selain hanya kau sekarang memakai benda itu." Si penjaga naga mencibir menatap ujung kepalanya
"Aku berharap tak perlu memakainya, berat rasanya, cobalah" ujarnya sambil meletakan tiara itu dikepala si penjaga naga
"Jangan, aku tidak pantas" ujar si penjaga naga sambil mengelak
"Kalau aku pantas, tentu saja kamu pantas." Dikenakan kembali tiaranya "Apa yang kita bisa lakukan hari ini?" 
"Apapun yang kau mau"
"Bisakah kau ajari aku menunggangi naga lagi?" Sang permaisuri berbinar.
"Tentu saja, namun kali ini kau harus benar benar berpegang erat padaku, aku tidak ingin mendapat masalah jika akhirnya kau terjatuh" ujar sang penjaga naga sambil mengedipkan sebelah matanya.
"Atau bagaimana kalau kita lepas naga naga itu dan berlomba memasukan mereka kembali ke kandang seperti kemarin?"
"Itu juga boleh, apapun yang kau inginkan. Naga putih sudah hampir sembuh seperti sedia kala, maka sebentar lagi jasaku tak akan dibutuhkan"
"Tidak bisa kah kau tetap tinggal?"
"Bukan keputusanku, tentu saja jika Sang Raja menginginkan aku tetap tinggal, maka aku tetap tinggal"
"Akan menjadi berita buruk bagi istrimu"
"Kurasa tidak seburuk itu"
Keduanya berpandangan dan saling menghindar dari tatapan satu sama lain secara bersamaan, saling berpaling dari potongan potongan kenangan masa lalu mereka saat mereka terlalu muda dan saling tak tahu bagaimana kah rupa sang cinta.
"Aku sedikit terkejut setelah tahu kau sudah menikah, yang aku lihat, dulu kau selalu sendirian. Di hutan, di sungai, di kaki gunung, dimana mana, seakan kau selalu ada dimana aku berada" ujar sang permaisuri
"Aku memang mengikutimu" ujar penjaga naga tertawa, seperti lega mengakuinya.
"Jika kau terlalu sibuk mengikutiku, lalu kapan kau mengenal istrimu?"
"Setelah aku tahu bahwa kau dipersunting Sang Raja" ujar sang penjaga naga, pelan.
"Ah ya, lucu sekali" ujar si permaisuri mencibir sambil meninju lengan si penjaga naga perlahan.
"Aku tidak bercanda." Ujarnya sambil menepis tangan si permaisuri dan menggenggamnya erat seperti yang sejak dulu ingin dilakukannya, tak melepasnya, lalu menatap matanya dalam dalam. "Aku menikahinya setelah tahu bahwa kau melahirkan banyak putra mahkota dan tahu harapanku telah habis" lanjutnya.
"Ah ya, tentu saja" ujar sang permaisuri berusaha tetap datar.
Dadanya tiba tiba terasa penuh dan sesak. Sang permaisuri melangkah pergi menjauh dan tak menoleh lagi, tak menghiraukan panggilan si penjaga naga yang terpaku serta pecah berkeping keping hatinya.
Sang permaisuri terus berjalan menjauhi hutan diikuti dayang dayang yang telah diperintahkannya menunggu disetengah perjalanan sambil perlahan mengusap airmatanya yang menganak sungai dan tak berhenti menetes serta merta menangis pilu dari balik kokohnya tembok istana. Teringat doa yang akhir akhir ini dia panjatkan disepanjang malam berulang ulang hingga pagi menjelang, bahwa satu satunya yang dia inginkan, hanyalah si penjaga naga yang begitu sederhana.

Minggu, 16 Maret 2014

CFD And Breakfast At Shangri-La

Hari ini nyoba yang lagi happening : morning walk on car free day. So every sunday, Sudirman and Thamrin area jalur cepatnya memang ditutup, biasanya buat rute jalan pagi, jogging atau sepedaan. Kendaraan bermotor bisa via jalur lambat atau cari jalur alternatif lain.
Sebenernya CFD ini udah cukup lama, dan saya kepengen banget ikutan, kali aja kalo lari pagi ada temennya jadi lebih semangat ya kan? So finally i decided to went there. Sendirian? Nggak dong, cari temen, ngomporin yang laen :p
Awalnya sempet galau gegara malem2 baru sadar bahwa saya sama sekali nggak punya sport shoes. Flat shoes sih ada barang satu dua pasang, the problem is itu udah luamaaaaa banget nggak dipake, dan emang niat lari, masa iya pake flat shoes kan. Dan lebih nggak mungkin lagi dong kalo saya pake platform stilettos 14cm saya x)) LOL
Finally sepupu suami saya, Fadiah, yang berhasil saya komporin buat nemenin saya CFD-an perdana kali ini, untungnya punya ukuran sepatu yang hampir sama, jadilah saya pake sport shoes dia hihi
Jam5 pagi udah bangun, mandi dan dijemput jam6 tepat. Dari Cawang masih harus ke Grogol dulu jemput Syarihan, calon peserta yang satunya *halah*

Jalanan sepi jadi 630 udah sampe di bundaran HI, kebetulan ada janji ketemu temen sebentar di Grand Hyatt Hotel, jadi sekalian aja parkir disitu lalu jalan deh ke Thamrin area. It was quiet interesting experience. It was so many people in there, dan juga buaaaanyak yang jualan. Dari mulai jualan makanan minuman sampe ke jualan baju atau sepeda, yes, sepeda!



Sempet juga tergoda sama Cakwe, Cilok dan Kue Cubit yang seakan melambai2. No no, stay focused! Baby O yang sengaja saya ajak ikutan semangat jalan pagi, gandengan, serunya. Meski lama2 minta gendong. Akhirnya jalan cukup 30menit, jam menunjukan pukul 8.15am, pulanglah kita. Tiba2 dapet ide menarik, yuk kita breakfast di Shangri-La, kebetulan belom pernah nyobain breakfast disana. Yippiy!



Seneng makan kesana, ketemu temen2 lama :)
Kebetulan temen lama saya si Sven, orang Jerman juga lagi stay disana dalam rangka bisnis, dasar dunia sempit, ketemu juga di Satoo, Coffee Shopnya, jadi makan rame2 deh :)

Rencana CFD selanjutnya dua minggu lagi. Yay! Fun!

Rabu, 12 Maret 2014

Hong Tang

Gara2 lagi happening banget yang namanya Hong Tang, Taiwan dessert itu lho. Kebetulan saya emang suka jelly dan green tea ice cream, liat postingan #hongtang di instagram kok ya bikin ngiler banget.
Setelah browsing sana sini, Hong Tang emang cuma ada di daerah Muara Karang dan Pantai Indah Kapuk/PIK. Huaaa, perasaan jauh banget! Mungkin bukan jarak tempuhnya, tapi, emang seumur2 belom pernah banget yang namanya nginjek daerah PIK sekalipun, palingan cuma lewatin tolnya doang kalau lagi mau ke airport *dadah dadah*. Sementara Muara Karang baru sekali, waktu mau naek kapal ke Pulau Tidung, and it was unpleasant experience for me, i was 4 months pregnant with extremely chronic morning sickness, and the area was stinky, becek, *nggak ada ojek, ala cinta loreng*, plus banyak orang lalu lalang, well, maybe i was just in the wrong place at the wrong time, yang jelas kapok kesana lagi.
But finally rupanya buka juga di Central Park, lumayan nih, nggak ujung berung banget. Akhirnya setelah merayu keponakan2 capcuslah kami kesana. Berangkat dari rumah Mama saya jam 8 malem dari Bekasi, dan pake nyasar dulu dong pas keluar tol, adehhhh, akhirnya manggil ojek dan kita ikutin dari belakang! Oh ojek, selalu jadi solusi terbaik saat nyasar dan dikejar waktu begini.
Sampe Central Park Mall jam 9.30pm. Takut keburu tutup sampe agak lari2 kecil ke Mall Tribecanya, jadi Hong Tang ini adanya di wing lain dari Mall Central Park yang namanya Tribeca tepatnya di lantai 2 nya. Rupanya even hampir jam10 malem, antriannya masih kaya ular tangga duooong. Karena rupanya tempatnya agak kecil dan most of the guests dateng in a group after they had dinner gitu kali, jadi makannya sama ngobrolnya banyakan ngobrolnya. And mostly yang dateng ya ABG gitu, yang ngumpul berlima pesennya satu mangkok wkwkwkk. Untung nggak lama sih akhirnya dapet table, itupun udah mau last order.

Saya, @ameliajanuars, @deamyt, @lanniw, @millahasna_, @ristantimilla, dan @ajigz langsung pesen menu yang beda2 biar bisa coba2an.

Rupanya, memang bukan selera kita kali ya, kok ya nggak seenak yang dibicarakan orang di social media. Uh, kinda disappointing :(

All of the menu ditulis dengan angka, ini yang kita pesan :

Add caption
Campuran kacang : kacang tanah, kacang merah, kacang hijau, mochi, pasta kacang merah, mochi isi kacang, egg pudding dengan es serut yang dimakan dengan saus gula merah. It was tasteless, weird, kinda plain, uh not my kinda thing at all. Or is it supposed to be like that? I dont know, it was my frist time tried those Taiwan/Hongkong dessert, never been there before :))



This one is the kacang merah, sama some pearls, bagian atas yg cair kaya bubur kacang merah rasanya kurang lebih kaya bubur ketan item, Q-ball semacam biji salak, dengan es serut dan dengan saus gula merah. Buat saya pearlsnya alias bubble (yang bulat berwarna hitam) dan Q-ballsnya agak terlalu keras untuk selera saya, apalagi Q-ball nya memang sama sekali tidak ada rasa manis. I was imagining biji salakkkkkk, chewy, sweet and yummy. Once again : tasteless!



This one hampir sama kaya yang diatas, hanya bedanya dimakan dengan vanilla ice cream and coconut milk alias santan. Even weirder! Oh God its getting worse! Please save our souls! X))

Add caption
Ini hampir sama juga isinya kaya diatas : Q-balls (hello again), pearls (again), vanilla ice cream, bedanya ada tambahan mango pudding dan dimakan pake susu cair. Lumayanan deh, mango puddingnya kenyal, udah lumayan bangettttttttt deh daripada yang sebelum2nya x))


Ini best sellernya nih : Q-balls (hello again and again), pearls (again and again), grass jelly, green tea ice cream and milk! Lumayan banget! Grass jellynya yang berberntuk seperti pudding lebar itu, kaya cincau tapi warnanya hitam. Rasanya mirip2 kaya Gui Ling Gao, alias turtle shell jelly, tau dong? Rasanya kenyal sedikit pahit namun memberikan kesegaran ditenggorokan. Terutama ini pakai Green Tea ice cream terbaik sepanjang masa, tanpa tanya lagi saya udah bisa tahu dari nyoba sedikit doang, ini pasti merk Diamond!!!! My favorite! Dan saya bukan orang yang bisa minum susu putih sama sekali, even seteguk, even while i was pregnant, paling nggak bisa, except this kinda milk, like i like to said creamer, evaporated milk! Tau dong? Yang biasa saya pakai merk F&N, the best evaporated milk everrrr! Jadi, kalo udah ada jelly, Diamond green tea ice cream, sama F&N milk ini : heavennnn!
Kapan2 saya posting resep dessert coffee jelly terbaik sepanjang masa deh yang dimakannya harus sama pake F&N ini, oh i bet you cant stop once you've try one! Well back to Hong Tang, i was enjoying this dessert for a while, yum :)



Last but not least : Mango Crush!
Potongan mangga segar, jelly mangga yang super lembut, crushed ice with yummy mango sauce, topped with mango ice cream! Hollaaaaa! This one is definitely the most enjoyable dessert at Hong Tang, or the one and only! It was fresh and yummy!

Hong Tang menus start from 20k-50k, tapi most of them not worth to try, it was too plain! Or maybe for my appetite :)

Akhirnya, saya beli Diamond green tea ice cream dari kenalan. Diamond green tea ice cream ini memang nggak dijual umum dipasaran. Kalau yang red bean atau ogura, mereka emang available di supermarket kaya carefour gitu, tapi yang green tea ice cream khusus di supply ke hotel2 atau restaurant2 aja, ngubek ke supermarket mana pun dijamin nggak bakalan ada *jangan kekeuh yeee*. Akhirnya saya pesan, dan ukuran paling kecilnya : 8 liter! Tuhaaaan x))

Baby O and giant green tea ice cream

Hugeeee! Im gonna finish it by my self! Yayyyy!
Dan ini kreasi saya bikin dessert : melon layers yogurt pudding kesukaan saya, mango puding, fla and yogurt biar saucenya jadi asem dikit dan nggak terlalu terasa susunya, lalu green tea ice cream!

Add caption

Oh yeah, its absolutely much better than Hong Tang, baby! *tepuk2 dada sendiri*

Selasa, 11 Maret 2014

Marutama Ramen, part two

Ini ramen bener2 nagih! Siang makan disana, sampe rumah, udah kebayang2 lagi huhu, kaya ada peletnya. Love to the max!
Akhirnya kesana lagi sama keponakan2! Biasa, saya makan Tamago Chicken Ramen for 66k, tapi kali ini the delish tasty salty half broiled eggnya saya minta double! Hihi, cuma nambah 8k aja harganya ;)


Keponakan yang lain pesen menu yang sama, secara emang itu the most recommended menunya juga.

Kita juga nyoba Chicken Karaagenya for 33k/5pcs, cukup enak ;)



Kita juga pesen Mix Set Nabe for 145k


Menu ini bisa untuk 2 orang, isinya mix seafood seperti ikan, udang dan berbagai bakso olahan dari seafood lainnya, juga ada chicken serta tofu dan sayuran di kuah ramen yang disajikan dengan mangkuk besi diatas kompor, enak!
Rupanya jika kuah udah sisa sedikit, sekitar sisa 1/8nya, maka bisa dibuat zousui, alias bubur jepang. Saya tahu dan pernah liat zousui tapi memang bukan penyuka bubur sebenernya, tapi karena Marutama ini kuahnya enak, maka saya yakin zousuinya juga enak! Sayang perut udah penuh, lain kali deh pesen zousuinya :)

Keponakan2 seperti biasa, abis makan berat pengen dessert, maka kami pesan Mochi Ice Creamnya for 28k/each, ada rasa : Mango, Matcha alias Green Tea dan Ogura alias Kacang Merah, maka kami semua pesan satu2 plus pesan Dorayaki Ice Cream dengan harga yang sama seperti yang saya pesan kemarin!



Saya selalu suka mochi ice cream, lengket dan kenyal, ditambah manisnya es krim jadi balance! Oh you, i even more addicted to you, Marutama Ramen!