Selasa, 17 Januari 2017

Kamu

Aku menikmati teriknya kemarau panjang, bersandar malas pada jendera tanpa tirai, meraih kursi dan duduk di atasnya menikmati cahaya panas, menyengat, dan sedikit membakar.
Mengingatkan aku kepada kamu.

Dan kunikmati datangnya hujan, yang tetesnya begitu lirih dan pelan mengusir terang, hingga terus terdengar lebih keras, layaknya tertawa pada kemarau, seraya menggemericikan dingin dan kelu meskipun siang.
Terus saja aku duduk diam.
Menikmati dentuman sang hujan.
Begitu lembut namun beraturan, terasa sangat intim meski aku sendirian, tetesnya terus bersahut2an, tanpa jeda, tanpa lelah, tak menyerah seakan menantang sang mentari lantang.
Mengingatkan aku kepada kamu.

Hujan mereda.
Kunikmati iramanya yang kembali melembut dan perlahan.
Menghembuskan angin lembut yang menerpa mesra gerai rambutku.
Dingin. Sejuk. Menenangkan.
Layaknya sentuhanmu.

Tahukah rasanya, ketika seseorang memaksa kamu memilih satu diantara kedua buku favoritmu?
Itulah yang kurasa.
Karena sesungguhnya, kedua2nya adalah kamu.

Kamis, 05 Januari 2017

Sajak pendek #5

Mungkin yang aku ingin hanyalah kesendirian.
Berlarian sejauh mungkin di tempat yang gelap berisi kursi2 yang mengambang di udara dan berdenting tiap kali didudukan.
Dunia yang kosong dan tak mengenal siang.
Dunia yang seakan hanya berupa hamparan langit malam yang tak mengenal bintang. Yang memutarkan irama yang saling bersahut2an memutarkan melodi yang sama setiap harinya berulang2.
Tempat aku bisa tak memikirkan Tuhan, ataupun teman.
Tempat yang takkan menunjuk dan melahapku hidup2 hanya karena aku telah memilih meninggalkan kamu tanpa harus dihakimi dan dituding sebagai wanita jalang.

Apakah salahku jika akhirnya cinta kita telah padam dan memudar?
Bagaimana aku bisa membuat mereka berhenti bertanya kemana perginya gejolak asmara kita yang membara?
Sesungguhnya aku tidak ingin mengatakan kepada mereka bahwa ternyata kamulah yang mulai berhenti menggenggam tanganku, bahwa kamu lah yang lebih nyaman memilih diam tak berkata kata saat aku bertanya, bahwa kamu lah yang awalnya berhenti berusaha.

Sayang, aku lelah menjadi satu2nya kaki yang mengayuh kisah kita yang belum separuh jalan.
Selamat tinggal.

Selasa, 23 Desember 2014

Sajak Pendek #4

Terkadang aku ingin berhenti.

Lelah mencoba.

Sakit akibat jatuh terulang2.

Terkikis karena berusaha lagi dan lagi.


Tapi aku selalu kembali utuh.

Lebih solid daripada sebelumnya.

Lebih kuat dari siapa aku sebenarnya.

Lebih bersinar dari yang seharusnya.


Semata karena dia yang tak pernah letih mengobatiku.

Karena dia yang tak pernah lelah menyemangati ku.

Dan tak henti mengatakan bahwa akulah bintang, akulah permata, yang bersinar paling terang diantara yang lainnya.

Berkata bahwa akulah bunga yang terharum dari segala bunga.

Dan akulah bidadari yang paling cantik parasnya.

Akulah keajaiban yang tak pernah dia temukan sebelumnya, yang paling mempesona dari segala yang ada.


Kini sosoknya telah tiada.

Aku pun kehilangan dirikuđź’”

Selasa, 29 Juli 2014

One Perfect Night At Shangri-La Hotel, Jakarta!

Family vacation time!

Late posting sebenernya, tapi baru sekarang sempet posting.
Keponakan saya Vikha @pikaee ulang tahun gara2nya, berhubung udah lumayan lama juga nggak liburan dan kumpul sekeluarga, maka kami memutuskan untuk nginep rame2 di Shangri-La Hotel, Jakarta.

Saya, Hubby, Baby O, Mami Papi, 3 kakak, 1 adik, 1 kakak ipar plus 7 keponakan tersayang, ngineplah kita semua. Bukanya 6 kamar, tidur umpel2an pun tetep fun!

Saya, Hubby and Baby O dapet kamar paling atas, lantai 27, at the executive floor! Yippie! Sementara Mami saya yang rada takut ketinggian lebih milih kamar dilantai 9.


#2715 Shangri-La Hotel, Jakarta.
The room was great. It wasnt the presidential suite, but it was still nice for me thou! Dengan jendela besar yang bikin sinar matahari bisa masuk leluasa dan view Jakarta yang luar biasa dengan tirai yang bisa dikendalikan dengan tombol jadi nggak perlu ribet narik2, plus kamar mandi super nyaman. I wanna live here forever! I wish!

Welcome! #2715 Shangri-La Hotel, Jakarta.


The view from 27th floor. Sengaja minta yang swimming pool view #2715 Shangri-La Hotel, Jakarta.


Welcome fruits #2715 Shangri-La Hotel Jakarta.
The weather was perfectly nice, it was sunny but not too hot, we all decided to swim. The butterfly shape swimming pool with the garden surround it was so nice! And they also have the baby pool yang super dangkal jadi toddler bisa berenang disana meski tentu aja harus tetap diawasi.
Enjoying the sun at Shangri-La Hotel, Jakarta.

Relaxing by the pool at Shangri-La Hotel, Jakarta.

Baby O swim time with Abah at Shangrila Hotel, Jakarta.

Baby O swim time with Abah at Shangrila Hotel, Jakarta.

Bikini time with nieces, it a must! Shangrila Hotel, Jakarta.

Abis berenang, its time for the birthday dinner. We had dinner at the Satoo, one of the best coffee shop or buffet restaurant in Jakarta. It was saturday night and we have no reservation, but luckily a group cancelled their dinner, jadilah kita nggak harus nunggu lama. Dan begitu staffnya tahu bahwa one of us lagi ulang tahun, mereka langsung nyediain complimentary birthday cake yang diberikan after dinner as a surprised for Vikha, my niece as the birthday girl nggak lupa mereka juga nyanyiin Happy Birthday song plus kasih selamat sampe tamu lainnya juga ikut2an ngasih ucapan selamat meski kita nggak kenal. It was a very nice experience.

Delish dinner at Satoo, Shangrila Hotel, Jakarta.

Delish dinner at Satoo, Shangrila Hotel, Jakarta.
Nyempetin ketemu an old friend of mine yang udah hampir 7 tahun nggak ketemu, @indrakunti, temen semasa kuliah dulu yang sekarang udah jadi manager artis yang super hits. Yiuk mareee. Was nice to see him!

Meet up with an old friend of mine at Satoo, Shangri-La Hotel, Jakarta.

The Sutrisno Family, on Vikha birthday dinner at Satoo, Shangrila Hotel, Jakarta.

Me and the birthday girl, Shangrila Hotel, Jakarta.
Suasananya begitu tenang dan sunyi, bikin betah dikamar, pantes aja Shnagri-La hotel ini pilihan para business man ya, karena tentu aja setelah meeting seharian yang melelahkan they need this kinda perfect quiet night biar bisa beristirahat dengan tenang. Pagi, siang, sore, malem, jarang banget denger suara2 dari koridor. Sunyi, senyap! In a good way i mean :)

Lazying around #2715 Shangrila Hotel, Jakarta.
At late night, me, Hubby, my cousin, my niece, and my brothers were go to the hotel bar, Bats to had the live music and we had a party for 2-3hours. It was fun. But there is mot even a picture, we were too tipsy x))
Sleep for 4hours.
Morning breakfast back at Satoo, and on the weekend they had the Kids Activity program where the kids can do the horse riding, playing soccer, coloring, nail polishing, tattoo, bouncing house, mini golf, etc. the kids were having fun, and at the meantime i was laying by the pool enjoying the sun.
Will posting the kids activity program details later on my next blog.

Enjoying the sun at Shangri-La Hotel, Jakarta.


Keep the room clean and tidy #2715 Shangri-La Hotel, Jakarta.

It was a great experience for all of us. Will be back soon i hope!


Thank you,  Shangri-La Hotel, Jakarta.

Jumat, 25 Juli 2014

Ikkudo Ichi Ramen, How Is It?

Setiap kali saya posting soal ramen di social media, pertanyaan yang sering muncul adalah : "Enakan mana sama Ikkudo Ichi?"
Duluuuu, saya pernah makan Ikkudo Ichi sekitar 2tahun lalu, tapi, kenapa lebih banyak yang minta perbandingan sama Ikkudo Ichi, saya menyimpulkan : bahwa karena memiliki lebih banyak cabang, makanya orang lebih familiar dengan Ikkudo Ichi.
Well, demi menghilangkan rasa penasaran orang dan juga rasa penasaran saya sendiri, akhirnya saya coba lagi ke Ikkudo Ichi, kali ini yang di Grand Indonesia.



So far di Ikkudo Ichi bisa order jenis mienya, mau keriting atau lurus, mau dimasak lunak, sedang, atau agak keras. Selain itu kuahnya pun ada pilihan untuk kekentalannya dan tingkat keasinannya. Kedua mangkuk ramen yang saya pesan adalah chicken, mereka juga serve pilihan selain chicken yaitu pork. Harganya cukup murah, tidak sampai 50k rupiah permangkok. Tapi buat saya, rasanya kuahnya terlalu berminyak. Mienya pun biasa aja. Tidak sesuai dengan selera saya. Telurnya pun tasteless, hanya cantik dipandang saja.


Mabo Tofunya juga sayang sekali mereka hanya served pork atau chicken. Sebagai muslim tentu saja saya terpaksa pilih chicken, padahal bagi saya, bukan Mabo Tofu namanya kalo nggak pake beef. Too bad.


Chicken Karaagenya pun average, bukan sesuatu yang bikin saya pengen pesen lagi. Namun saus pendampingnya selain mayonaise juga ada cuka asam yang sangat saya suka.

Jadi kalau saya posting soal ramen favorit dan ada yang tanya "Enakan mana sama Ikkudo Ichi?" lagi? Saya akan bisa dengan lantang menjawab :
"Jelas enakan ramen favorit saya kemana2, jauh!"

So far for me, Marutama Ramen is still the BEST!

Sabtu, 05 Juli 2014

Takut Pada Anak

"Awas ada Ondel-Ondel!" Atau
"Jangan keluar rumah malem2, nanti ada setan!" Atau
"Pak Dokter, adek nggak mau makan nih, suntik aja, Pak Dokter!." Atau lebih halusnya mungkin "Tuh ada Pak Polisi, nanti ditangkep lho, ayo makan, Sayang."

Kalimat seperti itu kerap saya dengar dilingkungan saya. "Mengancam" atau menakut nakuti anak demi mencapai tujuan tertentu, seperti agar mau tidur, mandi atau makan, menjadi hal biasa yang dilakukan oleh para orang tua atau pengasuh pengganti baik nenek, tante maupun pengasuh anak (nanny). Mereka pikir itu baik, yang penting mau makan, begitu mungkin pikir mereka. Atau memang perilaku mengancam itu memang sudah turun temurun sebegitu lama hingga terdengar menjadi satu hal yang wajar disekitar kita?
Coba anda pikir, selagi kecil dulu, pernah nggak ngalamin hal itu? Maksut saya sebagai korban. Atau justru anda ternyata melakukan ancaman itu terhadap anak2 disekitar anda? Mungkin secara tanpa sadar?

Sadarkah anda bahwa hal yang sepertinya wajar berupa mengancam itu ternyata efek psikologisnya sangat buruk bagi anak?

Saya pribadi besar dengan ancaman2 seperti itu, maksut saya sebagai korban. Dan rupanya hal itulah penyebab saya menjadi begitu penakut seperti sekarang ini. Dan tanpa sadar, sebelum punya anak, saya yang kebetulan tinggal serumah dengan keponakan saya yang begitu lucu dan menggemaskan, rupanya juga senang menakuti keponakan itu dengan setan. Karena saya pikir memang itu hal yang wajar, maklum saya tumbuh di lingkungan seperti itu. Jadi misalnya saat dia jalan sama saya, saya tinggal kabur sambil teriak "Setaaaaan!" nanti keponakan saya lari terbirit2 kearah saya sambil meluk kenceng.
Buat saya DULU, hal itu lucu! Rupanya, efeknya buruk!

Sebagai korban, jujur aja, saya capek jadi anak yang penakut.
Pada umumnya saya takut semua hal : setan, tukang beling, ondel2, dan hampir semua binatang.

Ada masa2 dimana saya begitu menggilai cerita misteri (baik film maupun buku) ketika saya beranjak remaja. Hal2 yang diluar masuk akal begitu menarik hati buat saya, dari kecil, kira2 kelas 3 SD, saya mulai mengenal misteri Segitiga Bermuda, dan kebetulan salah seorang kakak saya punya buku yang membahas itu dari sisi islam yang mengatakan bahwa ada kerajaan jin dibawah laut Segitiga Bermuda, dari situ saya lalu mulai menggilai film2 horror atau thrill, juga cerita misteri dari komik jepang bergambar ataupun novel barat. Namun, seperti pada anak kecil lainnya, apa yang saya tonton dan saya baca ada saat2nya menguasai pikiran saya, membuat diri saya paranoid, akhirnya ada kalanya saya takut ke kamar mandi, jarang sih sampe minta temenin, tapi biasanya kalo lagi takut gitu, selesai dari kamar mandi saya selalu ngibrit ke ruang tamu atau ke kamar atau ke tempat lain dimana ada anggota keluarga saya. Kalau rumah lagi kosong, biasanya saya lewati dengan nonton tv atau membaca buku, atau mendengar musik. Well, kalau lagi situasinya begini juga nggak seberapa takut, paling nggak berani nonton film horror aja.
Begitu juga tiap kali lewat lorong gelap, kalo lagi nggak takut sih santai aja, tapi kalau lagi parno pasti mulut komat kamit baca ayat kursi nggak putus2, namun tetep aja pikiran sendiri yang justru bikin diri sendiri deg2an minta ampun.
Well, begitu hingga sekarang ini, diusia akhir 20an, saya makin sadar bahwa saya makin takut dengan binatang. Mulai dari yang kecil dan menjijikan seperti kecoa, kelabang, hingga ulat bulu, sampai ke yang ramah seperti kucing, ayam, bebek, sampai kelinci, atau kambing, sapi, juga kuda :(
Rasa takut saya paling enggak masih beralasan bagi saya.
Setan? Jelaslah hampir sebagian orang itu memang menakutkan.
Binatang? Jelas buat saya insting mereka jarang bisa ditebak. Kucing bisa tau2 nyakar, angsa bisa tau2 ngejar dan mau nyosor *kalo kata orang Bekasi gitu*, atau kambing bisa tau2 nyeruduk? Buat saya semuanya bisa aja terjadi, jadi wajar saya takut.
Serangga? Well yaudah sih emang rata2 menjijikan bukan?
Tapi sahabat baik saya jaman kuliah dulu ada lho yang takut badut. Iya, badut, mahluk lucu yang menggemaskan itu.
I mean she was almost 20years old back then, masa masih takut badut sih? Kalo masih anak2 wajarlah.
Kalo dipikir2 sih simple aja ya kayanya, anggeplah 'Yaudah sih, hindarin aja kalo ada badut, nggak sering juga kan ketemu badut?'
Well its totally right. Tapi tahu nggak kalau ternyata hingga sekarang ini dia masih menghindari tempat hiburan yang menyenangkan kaya Dufan? Iya, tempat yang buat semua orang menyenangkan itu. Dia mungkin lebih milih tidur di rumah daripada diajak ke Dufan atau tempat menyenangkan lain yang sekiranya ada badut, cuma gara2 dia memang takut dari kecil.
Atau kalau lagi ke mall dan kebetulan menjelang Hari Natal, pasti dong biasanya ada Santa Klaus, kalo dari jauh dia lihat ada Santa Klaus, pasti dia ngajak cari jalan lain. Ya, dia takut segala macam manusia yang mengenakan kostum. Bela2in muter jalan kalo perlu, asal nggak ada badut.
See, ternyata nggak sesimple itu kan?
Well, paling enggak, saya sadar begitu saya punya anak. 27tahun. Belum seberapa telat.
Namun sayangnya orang2 disekitar saya yang jauh lebih tua dan punya anak buanyak, masih seneng banget ama metode "ancam" dan "menakut2i" anak tersebut.
Ada geluduk atau petir, atau mati lampu, anak langsung ditarik tiba2 dan dipeluk kenceng, itu justru yang membuat anak menjadi tumbuh rasa takutnya. Kalo anak sendiri silahkan aja kalau mau dibesarkan dengan cara seperti itu, as long as you deal with it, tapi jangan berani2 praktek ke anak gue yak, cape keleussss punya anak penakut, digelendotin terus shayyyy. Makanya saya selalu mengamati bagaimana cara orang lain disekitar saya berinteraksi dengan anak2, kalau nggak cocok dengan metode didik saya, paling saya liatin aja sih, and secara diem2 saya hindari jangan sampai saya meninggalkan anak saya tanpa pengawasan saya dengan orang tersebut dalam waktu yang lama (lebih dari 15menit buat saya udah cukup lama). 
Mengenal rasa takut itu memang baik, tapi buat saya, mengajarkan anak berhati2 itu jauh lebih baik lagi ;)

Maka, saya punya anak sekarang ini, nggak pernah saya kenali rasa takut. Mungkin saya akan ajari dia untuk lebih hati2.

Tiap kali menghadapi ketakutan saya, saya nggak pernah tunjukin reaksi berlebihan. Berusaha biasa aja. Never scream, dont freak out. Jangan lantas memeluk anak atas keadaan tiba2 dan tidak biasa yang sebenarnya hal normal, maksut saya ketika mendengar geluduk kencang atau mati lampu atau ada binatang yang tidak semestinya disana. Justru bereaksi berlebihan itu yang sebenarnya jadi pemicu untuk anak jadi takut. Sikap orang disekitarnya mempengaruhi sifat dia.

Mati lampu atau gelap? Saya diemin aja, paling saya bilang "Stay where you at, dont go anywhere, Baby O" atau "Its okay, just come here and let just sit beside Mama" sampai akhirnya saya bisa nyari penerangan pengganti. So far it works, paling kalau mati lampu dia bilang "Yaaaah" aja. Untungnya sih dirumah jarang sekali mati lampu :)
Geluduk, Petir, Kilat? Saya juga biasa aja, sekenceng apapun saya paling sebut asma Allah aja lalu saya bilang "Kenceng banget geluduknya Oufar, diluar hujan, jadi ada geluduk." Untungnya anak saya terbiasa di dalam rumah most of the time.
Petasan  atau Kembang Api? Saya ajak nonton petasan kembang api yang biasanya ada tiap tahun baru itu :) Tapi dari jauh, dan nggak pernah kita main2, tau sendiri kan saya sebenernya juga takut hihi jadi hanya nonton aja. Jadi paling kalau dia denger dia minta untuk dibawa keluar biar bisa liat, "Mama, Mama, woks pissss" maksutnya 'Mama, fireworks please.' x)) Karena dia udah kenal suaranya.
Setan atau Hantu? Nggak kenal :) Makanya jangan kasih nonton channel tv Indonesia, rata2 tayangannya nggak bermutu. Mudah2an anak saya bisa bertahan sampai besar.
Polisi? Lha orang aparat negara kok malah dibuat nakut2in sih? Kalo saya sih malah ajarin Baby O to show some respect to them, seperti "Selamat siang, Pak Polisi. Selamat bertugas." Atau "Thank you, Pak Polisi udah mengatur jalan untuk kita" jadi Baby O lebih tau tugas polisi itu apa.
Tukang beling? Ini kerjaan Mama saya banget nih, sampe sekarang saya kalo liat Tukang Beling yang bawa karung dan pencungkil suka rada waswas gara2 kecilnya kalo nggak mau tidur siang suka diancem nanti diculik Tukang Beling dan dimasukin dalam karungnya :( So far sih belom pernah ketemu bareng Baby O, paling kalo ketemu ya saya ajak dia untuk say "Hi" aja.
Ondel ondel? Malah saya ajak keluar kasih uang, lalu shake hands, dada2, kiss bye. Jadi tiap kali ada ondel2 dia pasti minta shake hands :) Jangan lupa selalu beri anak compliment berupa pujian seperti "Ah, Oufar, good boy!" setiap kali dia bersikap berani.
Anjing menyalak2? Kebetulan tetangga saya punya, kalau lewat dia suka menyalak dan berusaha keluar, pagernya terkunci, jadi saya aman, tapi dulu saya pernah complain ke si tetangga, saya bilang "Anjing anda sebaiknya dirantai kalau lagi diteras, jadi nggak neror orang setiap kali ada yang sedang lewat. Kalau nggak mau dirantai ya cover pagar anda rapat2 dong atau kunci aja didalam rumah.", si tetangga dableg aja tuh, jadi sekarang tiap saya lewat sama anak saya, meski hati deg2an dan dengkul lemes liat monjong anjing dan giginya yang bertaring berusaha menyeruak jeruji2 besi pagar, saya berusaha calm down dan tidak mempercepat langkah, makanya so far Baby O ngikutin saya kalau liat, bilang "Hello doggy, gukgukguk" atau kalau pas lewat "Bye, bye, doggy" sambil melambaikan tangan dan senyum2.
Serangga? Seperti kecoa, lebah, atau yang lain. Saya juga paling bilang "Baby O ada kecoa, ewww, jorok." Lalu saya pindahin dia ke tempat aman lalu saya bilang "You stay here, Mama usir kecoa dulu ya, he suppose to be not inside house, Sayang"
Dokter? Nah ini yang paling secara tidak langsung sering kali buat anak takut. Memang rata2 anak2 suka trauma tiap kali masuk ke ruangan dokter akibat sering disuntik imunisasi misalnya. Namun ini juga profesi yang baik lho, sayang banget kalo anak sampe takut dengan profesi yang mulia ini. Siapa tahu anak anda malah calon dokter bedah terkenal nantinya, ya kan. Kalau tips saya, buat suasana jadi menyenangkan. Saat mau ke dokter, biasakan sebut namanya, misalnya "Sayang, kita ketemu Dokter Endah yuk?" Lalu saat masuk ke ruangan, kalo saya langsung bilang ke Dokternya "Maaf Dok, boleh saya high-five dulu dengan anda biar anak saya lebih relax?" Lalu tos lah saya dengan si Dokter, begitu juga anak saya yang pasti pengen ikutan high five.Mostly it works. Kalau sudah selesai, kasih mainan baru yang anda bawa dan berikan kepada Dokternya untuk diberikan kepada anak anda, mainan simple aja misalnya seperti mobil2an plastik, atau bola ukuran kecil, atau boneka genggam, dengan begitu, anak akan mendapat kesan menyenangkan tiap kali ke dokter meski harus disuntik atau diperiksa.

Well so far berhasil. Saya senang anak saya bukan anak yang selalu merengek tiap kali denger geluduk atau mati lampu. Makanya saya selalu juga peringati orang sekitar, biar nggak bereaksi berlebihan.

Oufar, my brave boy.
Lucunya, waktu itu di Taman Safari, tiap kesana minta jendela mobil dibuka lebarrrrr! Well i never like animals gara2 takut, tapi sejak punya Baby O, Taman Safari jadi salah satu tempat liburan favorit, melihat reaksi takjub dia tiap kali lihat binatang dimana2 membuat saya rela datang lagi dan lagi.

His favorit animal : elephant.

Pretty zebra.


Beautiful giraffes.

Rela foto sama gajah demi Baby O  meski sebenernya takut luar biasa sampe jantung berdebar kencang karena gajahnya nggak mau diam dan selalu bergerak kesana kemari.

Jadi saya paling hanya buka sedikit jendelanya lalu di locked, karna dia udah bisa buka jendela sendiri, saya bilang "Segini aja cukup ya buka jendelanya" Dia gak tau aja Mamanya takutttt liat giginya sapi! X))
Feeding the fish? He is in!

Lucunya di tempat macan pertama kali, dia ngambek minta dibuka jendela mobilnya hihihi tulung!

He begged us to open the window, LOL! No way!

Well, paling enggak saya udah mengusahakan metode yang saya tahu lebih baik daripada metode yang saya alami saat saya dibesarkan. Semoga bisa berhasil sesuai dengan harapan saya yaitu punya anak yang nggak penakut :)

Minggu, 01 Juni 2014

A True Friendship

They said there are some rules of life to make your friendship long lasting, and one of the rules is :
Never date your best friend's ex.

Is it right?

There is my very very closest friend since i was a teenager, we've been friends almost 15years until now. She has been laugh and cry with me. She is the one who loves me as the way i am. The one that accepts my strange and all my quirky things about me. The one who knows me inside and out. She is the one who's seen me at my worst, and keep said that i was the best. She is the one who fought for and defended me even when she knew i was wrong.
She is the one who walks in when the rest of the world walks out.

Well, a year ago she came to me, saying sorry and so on, and finally she revealed that she has been dating my ex boy friend since a couple months ago. She was a bit embarrased, feeling a bit guilty, and having like "Hello, like-there-is-no-one-else-in-this-world-that-you-can-falling-in-love-with-except-your-best-friend's-ex"-reaction kind of thing.
But my very first respons is : Too bad that she feeling that way :(
At least i know that he such a good guy, he is a guy that will always look after of his lover, someone that can be reliable, and i can really believe that he would take a really good care of my very dearest friend for the rest of his life.
So i said to her : Dont worry about me, i've found my true love already, now dont hesitate to found yours!

For me, God has his own way. The relationship wasnt work between me and him long time ago, but maybe its because God knows that that they are made for each other, that his really true love is her, my best friend.
Right?
And here i am, woke up in the early morning, put some natural make up on, doing a simple hair do by my self, and driving across the city with my Hubby and baby for supporting them in their special day : their engagement day. Where the other guests are their closest family members, and me and my other best friend are the only two outside guests.

The true is, i really happy for them both. Wishing them all the best with the engagement and beyond. Lots of love.
I wish them lots of wonderful moments of togetherness from now and forever
May their journey filled with a lifetime happiness and joy
May their love continue to grow each and every day
Wish them both will happily ever after

Cant wait for their wedding day in a few months!