Selasa, 23 Desember 2014

Sajak Pendek #4

Terkadang aku ingin berhenti.

Lelah mencoba.

Sakit akibat jatuh terulang2.

Terkikis karena berusaha lagi dan lagi.


Tapi aku selalu kembali utuh.

Lebih solid daripada sebelumnya.

Lebih kuat dari siapa aku sebenarnya.

Lebih bersinar dari yang seharusnya.


Semata karena dia yang tak pernah letih mengobatiku.

Karena dia yang tak pernah lelah menyemangati ku.

Dan tak henti mengatakan bahwa akulah bintang, akulah permata, yang bersinar paling terang diantara yang lainnya.

Berkata bahwa akulah bunga yang terharum dari segala bunga.

Dan akulah bidadari yang paling cantik parasnya.

Akulah keajaiban yang tak pernah dia temukan sebelumnya, yang paling mempesona dari segala yang ada.


Kini sosoknya telah tiada.

Aku pun kehilangan diriku💔

Selasa, 29 Juli 2014

One Perfect Night At Shangri-La Hotel, Jakarta!

Family vacation time!

Late posting sebenernya, tapi baru sekarang sempet posting.
Keponakan saya Vikha @pikaee ulang tahun gara2nya, berhubung udah lumayan lama juga nggak liburan dan kumpul sekeluarga, maka kami memutuskan untuk nginep rame2 di Shangri-La Hotel, Jakarta.

Saya, Hubby, Baby O, Mami Papi, 3 kakak, 1 adik, 1 kakak ipar plus 7 keponakan tersayang, ngineplah kita semua. Bukanya 6 kamar, tidur umpel2an pun tetep fun!

Saya, Hubby and Baby O dapet kamar paling atas, lantai 27, at the executive floor! Yippie! Sementara Mami saya yang rada takut ketinggian lebih milih kamar dilantai 9.


#2715 Shangri-La Hotel, Jakarta.
The room was great. It wasnt the presidential suite, but it was still nice for me thou! Dengan jendela besar yang bikin sinar matahari bisa masuk leluasa dan view Jakarta yang luar biasa dengan tirai yang bisa dikendalikan dengan tombol jadi nggak perlu ribet narik2, plus kamar mandi super nyaman. I wanna live here forever! I wish!

Welcome! #2715 Shangri-La Hotel, Jakarta.


The view from 27th floor. Sengaja minta yang swimming pool view #2715 Shangri-La Hotel, Jakarta.


Welcome fruits #2715 Shangri-La Hotel Jakarta.
The weather was perfectly nice, it was sunny but not too hot, we all decided to swim. The butterfly shape swimming pool with the garden surround it was so nice! And they also have the baby pool yang super dangkal jadi toddler bisa berenang disana meski tentu aja harus tetap diawasi.
Enjoying the sun at Shangri-La Hotel, Jakarta.

Relaxing by the pool at Shangri-La Hotel, Jakarta.

Baby O swim time with Abah at Shangrila Hotel, Jakarta.

Baby O swim time with Abah at Shangrila Hotel, Jakarta.

Bikini time with nieces, it a must! Shangrila Hotel, Jakarta.

Abis berenang, its time for the birthday dinner. We had dinner at the Satoo, one of the best coffee shop or buffet restaurant in Jakarta. It was saturday night and we have no reservation, but luckily a group cancelled their dinner, jadilah kita nggak harus nunggu lama. Dan begitu staffnya tahu bahwa one of us lagi ulang tahun, mereka langsung nyediain complimentary birthday cake yang diberikan after dinner as a surprised for Vikha, my niece as the birthday girl nggak lupa mereka juga nyanyiin Happy Birthday song plus kasih selamat sampe tamu lainnya juga ikut2an ngasih ucapan selamat meski kita nggak kenal. It was a very nice experience.

Delish dinner at Satoo, Shangrila Hotel, Jakarta.

Delish dinner at Satoo, Shangrila Hotel, Jakarta.
Nyempetin ketemu an old friend of mine yang udah hampir 7 tahun nggak ketemu, @indrakunti, temen semasa kuliah dulu yang sekarang udah jadi manager artis yang super hits. Yiuk mareee. Was nice to see him!

Meet up with an old friend of mine at Satoo, Shangri-La Hotel, Jakarta.

The Sutrisno Family, on Vikha birthday dinner at Satoo, Shangrila Hotel, Jakarta.

Me and the birthday girl, Shangrila Hotel, Jakarta.
Suasananya begitu tenang dan sunyi, bikin betah dikamar, pantes aja Shnagri-La hotel ini pilihan para business man ya, karena tentu aja setelah meeting seharian yang melelahkan they need this kinda perfect quiet night biar bisa beristirahat dengan tenang. Pagi, siang, sore, malem, jarang banget denger suara2 dari koridor. Sunyi, senyap! In a good way i mean :)

Lazying around #2715 Shangrila Hotel, Jakarta.
At late night, me, Hubby, my cousin, my niece, and my brothers were go to the hotel bar, Bats to had the live music and we had a party for 2-3hours. It was fun. But there is mot even a picture, we were too tipsy x))
Sleep for 4hours.
Morning breakfast back at Satoo, and on the weekend they had the Kids Activity program where the kids can do the horse riding, playing soccer, coloring, nail polishing, tattoo, bouncing house, mini golf, etc. the kids were having fun, and at the meantime i was laying by the pool enjoying the sun.
Will posting the kids activity program details later on my next blog.

Enjoying the sun at Shangri-La Hotel, Jakarta.


Keep the room clean and tidy #2715 Shangri-La Hotel, Jakarta.

It was a great experience for all of us. Will be back soon i hope!


Thank you,  Shangri-La Hotel, Jakarta.

Jumat, 25 Juli 2014

Ikkudo Ichi Ramen, How Is It?

Setiap kali saya posting soal ramen di social media, pertanyaan yang sering muncul adalah : "Enakan mana sama Ikkudo Ichi?"
Duluuuu, saya pernah makan Ikkudo Ichi sekitar 2tahun lalu, tapi, kenapa lebih banyak yang minta perbandingan sama Ikkudo Ichi, saya menyimpulkan : bahwa karena memiliki lebih banyak cabang, makanya orang lebih familiar dengan Ikkudo Ichi.
Well, demi menghilangkan rasa penasaran orang dan juga rasa penasaran saya sendiri, akhirnya saya coba lagi ke Ikkudo Ichi, kali ini yang di Grand Indonesia.



So far di Ikkudo Ichi bisa order jenis mienya, mau keriting atau lurus, mau dimasak lunak, sedang, atau agak keras. Selain itu kuahnya pun ada pilihan untuk kekentalannya dan tingkat keasinannya. Kedua mangkuk ramen yang saya pesan adalah chicken, mereka juga serve pilihan selain chicken yaitu pork. Harganya cukup murah, tidak sampai 50k rupiah permangkok. Tapi buat saya, rasanya kuahnya terlalu berminyak. Mienya pun biasa aja. Tidak sesuai dengan selera saya. Telurnya pun tasteless, hanya cantik dipandang saja.


Mabo Tofunya juga sayang sekali mereka hanya served pork atau chicken. Sebagai muslim tentu saja saya terpaksa pilih chicken, padahal bagi saya, bukan Mabo Tofu namanya kalo nggak pake beef. Too bad.


Chicken Karaagenya pun average, bukan sesuatu yang bikin saya pengen pesen lagi. Namun saus pendampingnya selain mayonaise juga ada cuka asam yang sangat saya suka.

Jadi kalau saya posting soal ramen favorit dan ada yang tanya "Enakan mana sama Ikkudo Ichi?" lagi? Saya akan bisa dengan lantang menjawab :
"Jelas enakan ramen favorit saya kemana2, jauh!"

So far for me, Marutama Ramen is still the BEST!

Sabtu, 05 Juli 2014

Takut Pada Anak

"Awas ada Ondel-Ondel!" Atau
"Jangan keluar rumah malem2, nanti ada setan!" Atau
"Pak Dokter, adek nggak mau makan nih, suntik aja, Pak Dokter!." Atau lebih halusnya mungkin "Tuh ada Pak Polisi, nanti ditangkep lho, ayo makan, Sayang."

Kalimat seperti itu kerap saya dengar dilingkungan saya. "Mengancam" atau menakut nakuti anak demi mencapai tujuan tertentu, seperti agar mau tidur, mandi atau makan, menjadi hal biasa yang dilakukan oleh para orang tua atau pengasuh pengganti baik nenek, tante maupun pengasuh anak (nanny). Mereka pikir itu baik, yang penting mau makan, begitu mungkin pikir mereka. Atau memang perilaku mengancam itu memang sudah turun temurun sebegitu lama hingga terdengar menjadi satu hal yang wajar disekitar kita?
Coba anda pikir, selagi kecil dulu, pernah nggak ngalamin hal itu? Maksut saya sebagai korban. Atau justru anda ternyata melakukan ancaman itu terhadap anak2 disekitar anda? Mungkin secara tanpa sadar?

Sadarkah anda bahwa hal yang sepertinya wajar berupa mengancam itu ternyata efek psikologisnya sangat buruk bagi anak?

Saya pribadi besar dengan ancaman2 seperti itu, maksut saya sebagai korban. Dan rupanya hal itulah penyebab saya menjadi begitu penakut seperti sekarang ini. Dan tanpa sadar, sebelum punya anak, saya yang kebetulan tinggal serumah dengan keponakan saya yang begitu lucu dan menggemaskan, rupanya juga senang menakuti keponakan itu dengan setan. Karena saya pikir memang itu hal yang wajar, maklum saya tumbuh di lingkungan seperti itu. Jadi misalnya saat dia jalan sama saya, saya tinggal kabur sambil teriak "Setaaaaan!" nanti keponakan saya lari terbirit2 kearah saya sambil meluk kenceng.
Buat saya DULU, hal itu lucu! Rupanya, efeknya buruk!

Sebagai korban, jujur aja, saya capek jadi anak yang penakut.
Pada umumnya saya takut semua hal : setan, tukang beling, ondel2, dan hampir semua binatang.

Ada masa2 dimana saya begitu menggilai cerita misteri (baik film maupun buku) ketika saya beranjak remaja. Hal2 yang diluar masuk akal begitu menarik hati buat saya, dari kecil, kira2 kelas 3 SD, saya mulai mengenal misteri Segitiga Bermuda, dan kebetulan salah seorang kakak saya punya buku yang membahas itu dari sisi islam yang mengatakan bahwa ada kerajaan jin dibawah laut Segitiga Bermuda, dari situ saya lalu mulai menggilai film2 horror atau thrill, juga cerita misteri dari komik jepang bergambar ataupun novel barat. Namun, seperti pada anak kecil lainnya, apa yang saya tonton dan saya baca ada saat2nya menguasai pikiran saya, membuat diri saya paranoid, akhirnya ada kalanya saya takut ke kamar mandi, jarang sih sampe minta temenin, tapi biasanya kalo lagi takut gitu, selesai dari kamar mandi saya selalu ngibrit ke ruang tamu atau ke kamar atau ke tempat lain dimana ada anggota keluarga saya. Kalau rumah lagi kosong, biasanya saya lewati dengan nonton tv atau membaca buku, atau mendengar musik. Well, kalau lagi situasinya begini juga nggak seberapa takut, paling nggak berani nonton film horror aja.
Begitu juga tiap kali lewat lorong gelap, kalo lagi nggak takut sih santai aja, tapi kalau lagi parno pasti mulut komat kamit baca ayat kursi nggak putus2, namun tetep aja pikiran sendiri yang justru bikin diri sendiri deg2an minta ampun.
Well, begitu hingga sekarang ini, diusia akhir 20an, saya makin sadar bahwa saya makin takut dengan binatang. Mulai dari yang kecil dan menjijikan seperti kecoa, kelabang, hingga ulat bulu, sampai ke yang ramah seperti kucing, ayam, bebek, sampai kelinci, atau kambing, sapi, juga kuda :(
Rasa takut saya paling enggak masih beralasan bagi saya.
Setan? Jelaslah hampir sebagian orang itu memang menakutkan.
Binatang? Jelas buat saya insting mereka jarang bisa ditebak. Kucing bisa tau2 nyakar, angsa bisa tau2 ngejar dan mau nyosor *kalo kata orang Bekasi gitu*, atau kambing bisa tau2 nyeruduk? Buat saya semuanya bisa aja terjadi, jadi wajar saya takut.
Serangga? Well yaudah sih emang rata2 menjijikan bukan?
Tapi sahabat baik saya jaman kuliah dulu ada lho yang takut badut. Iya, badut, mahluk lucu yang menggemaskan itu.
I mean she was almost 20years old back then, masa masih takut badut sih? Kalo masih anak2 wajarlah.
Kalo dipikir2 sih simple aja ya kayanya, anggeplah 'Yaudah sih, hindarin aja kalo ada badut, nggak sering juga kan ketemu badut?'
Well its totally right. Tapi tahu nggak kalau ternyata hingga sekarang ini dia masih menghindari tempat hiburan yang menyenangkan kaya Dufan? Iya, tempat yang buat semua orang menyenangkan itu. Dia mungkin lebih milih tidur di rumah daripada diajak ke Dufan atau tempat menyenangkan lain yang sekiranya ada badut, cuma gara2 dia memang takut dari kecil.
Atau kalau lagi ke mall dan kebetulan menjelang Hari Natal, pasti dong biasanya ada Santa Klaus, kalo dari jauh dia lihat ada Santa Klaus, pasti dia ngajak cari jalan lain. Ya, dia takut segala macam manusia yang mengenakan kostum. Bela2in muter jalan kalo perlu, asal nggak ada badut.
See, ternyata nggak sesimple itu kan?
Well, paling enggak, saya sadar begitu saya punya anak. 27tahun. Belum seberapa telat.
Namun sayangnya orang2 disekitar saya yang jauh lebih tua dan punya anak buanyak, masih seneng banget ama metode "ancam" dan "menakut2i" anak tersebut.
Ada geluduk atau petir, atau mati lampu, anak langsung ditarik tiba2 dan dipeluk kenceng, itu justru yang membuat anak menjadi tumbuh rasa takutnya. Kalo anak sendiri silahkan aja kalau mau dibesarkan dengan cara seperti itu, as long as you deal with it, tapi jangan berani2 praktek ke anak gue yak, cape keleussss punya anak penakut, digelendotin terus shayyyy. Makanya saya selalu mengamati bagaimana cara orang lain disekitar saya berinteraksi dengan anak2, kalau nggak cocok dengan metode didik saya, paling saya liatin aja sih, and secara diem2 saya hindari jangan sampai saya meninggalkan anak saya tanpa pengawasan saya dengan orang tersebut dalam waktu yang lama (lebih dari 15menit buat saya udah cukup lama). 
Mengenal rasa takut itu memang baik, tapi buat saya, mengajarkan anak berhati2 itu jauh lebih baik lagi ;)

Maka, saya punya anak sekarang ini, nggak pernah saya kenali rasa takut. Mungkin saya akan ajari dia untuk lebih hati2.

Tiap kali menghadapi ketakutan saya, saya nggak pernah tunjukin reaksi berlebihan. Berusaha biasa aja. Never scream, dont freak out. Jangan lantas memeluk anak atas keadaan tiba2 dan tidak biasa yang sebenarnya hal normal, maksut saya ketika mendengar geluduk kencang atau mati lampu atau ada binatang yang tidak semestinya disana. Justru bereaksi berlebihan itu yang sebenarnya jadi pemicu untuk anak jadi takut. Sikap orang disekitarnya mempengaruhi sifat dia.

Mati lampu atau gelap? Saya diemin aja, paling saya bilang "Stay where you at, dont go anywhere, Baby O" atau "Its okay, just come here and let just sit beside Mama" sampai akhirnya saya bisa nyari penerangan pengganti. So far it works, paling kalau mati lampu dia bilang "Yaaaah" aja. Untungnya sih dirumah jarang sekali mati lampu :)
Geluduk, Petir, Kilat? Saya juga biasa aja, sekenceng apapun saya paling sebut asma Allah aja lalu saya bilang "Kenceng banget geluduknya Oufar, diluar hujan, jadi ada geluduk." Untungnya anak saya terbiasa di dalam rumah most of the time.
Petasan  atau Kembang Api? Saya ajak nonton petasan kembang api yang biasanya ada tiap tahun baru itu :) Tapi dari jauh, dan nggak pernah kita main2, tau sendiri kan saya sebenernya juga takut hihi jadi hanya nonton aja. Jadi paling kalau dia denger dia minta untuk dibawa keluar biar bisa liat, "Mama, Mama, woks pissss" maksutnya 'Mama, fireworks please.' x)) Karena dia udah kenal suaranya.
Setan atau Hantu? Nggak kenal :) Makanya jangan kasih nonton channel tv Indonesia, rata2 tayangannya nggak bermutu. Mudah2an anak saya bisa bertahan sampai besar.
Polisi? Lha orang aparat negara kok malah dibuat nakut2in sih? Kalo saya sih malah ajarin Baby O to show some respect to them, seperti "Selamat siang, Pak Polisi. Selamat bertugas." Atau "Thank you, Pak Polisi udah mengatur jalan untuk kita" jadi Baby O lebih tau tugas polisi itu apa.
Tukang beling? Ini kerjaan Mama saya banget nih, sampe sekarang saya kalo liat Tukang Beling yang bawa karung dan pencungkil suka rada waswas gara2 kecilnya kalo nggak mau tidur siang suka diancem nanti diculik Tukang Beling dan dimasukin dalam karungnya :( So far sih belom pernah ketemu bareng Baby O, paling kalo ketemu ya saya ajak dia untuk say "Hi" aja.
Ondel ondel? Malah saya ajak keluar kasih uang, lalu shake hands, dada2, kiss bye. Jadi tiap kali ada ondel2 dia pasti minta shake hands :) Jangan lupa selalu beri anak compliment berupa pujian seperti "Ah, Oufar, good boy!" setiap kali dia bersikap berani.
Anjing menyalak2? Kebetulan tetangga saya punya, kalau lewat dia suka menyalak dan berusaha keluar, pagernya terkunci, jadi saya aman, tapi dulu saya pernah complain ke si tetangga, saya bilang "Anjing anda sebaiknya dirantai kalau lagi diteras, jadi nggak neror orang setiap kali ada yang sedang lewat. Kalau nggak mau dirantai ya cover pagar anda rapat2 dong atau kunci aja didalam rumah.", si tetangga dableg aja tuh, jadi sekarang tiap saya lewat sama anak saya, meski hati deg2an dan dengkul lemes liat monjong anjing dan giginya yang bertaring berusaha menyeruak jeruji2 besi pagar, saya berusaha calm down dan tidak mempercepat langkah, makanya so far Baby O ngikutin saya kalau liat, bilang "Hello doggy, gukgukguk" atau kalau pas lewat "Bye, bye, doggy" sambil melambaikan tangan dan senyum2.
Serangga? Seperti kecoa, lebah, atau yang lain. Saya juga paling bilang "Baby O ada kecoa, ewww, jorok." Lalu saya pindahin dia ke tempat aman lalu saya bilang "You stay here, Mama usir kecoa dulu ya, he suppose to be not inside house, Sayang"
Dokter? Nah ini yang paling secara tidak langsung sering kali buat anak takut. Memang rata2 anak2 suka trauma tiap kali masuk ke ruangan dokter akibat sering disuntik imunisasi misalnya. Namun ini juga profesi yang baik lho, sayang banget kalo anak sampe takut dengan profesi yang mulia ini. Siapa tahu anak anda malah calon dokter bedah terkenal nantinya, ya kan. Kalau tips saya, buat suasana jadi menyenangkan. Saat mau ke dokter, biasakan sebut namanya, misalnya "Sayang, kita ketemu Dokter Endah yuk?" Lalu saat masuk ke ruangan, kalo saya langsung bilang ke Dokternya "Maaf Dok, boleh saya high-five dulu dengan anda biar anak saya lebih relax?" Lalu tos lah saya dengan si Dokter, begitu juga anak saya yang pasti pengen ikutan high five.Mostly it works. Kalau sudah selesai, kasih mainan baru yang anda bawa dan berikan kepada Dokternya untuk diberikan kepada anak anda, mainan simple aja misalnya seperti mobil2an plastik, atau bola ukuran kecil, atau boneka genggam, dengan begitu, anak akan mendapat kesan menyenangkan tiap kali ke dokter meski harus disuntik atau diperiksa.

Well so far berhasil. Saya senang anak saya bukan anak yang selalu merengek tiap kali denger geluduk atau mati lampu. Makanya saya selalu juga peringati orang sekitar, biar nggak bereaksi berlebihan.

Oufar, my brave boy.
Lucunya, waktu itu di Taman Safari, tiap kesana minta jendela mobil dibuka lebarrrrr! Well i never like animals gara2 takut, tapi sejak punya Baby O, Taman Safari jadi salah satu tempat liburan favorit, melihat reaksi takjub dia tiap kali lihat binatang dimana2 membuat saya rela datang lagi dan lagi.

His favorit animal : elephant.

Pretty zebra.


Beautiful giraffes.

Rela foto sama gajah demi Baby O  meski sebenernya takut luar biasa sampe jantung berdebar kencang karena gajahnya nggak mau diam dan selalu bergerak kesana kemari.

Jadi saya paling hanya buka sedikit jendelanya lalu di locked, karna dia udah bisa buka jendela sendiri, saya bilang "Segini aja cukup ya buka jendelanya" Dia gak tau aja Mamanya takutttt liat giginya sapi! X))
Feeding the fish? He is in!

Lucunya di tempat macan pertama kali, dia ngambek minta dibuka jendela mobilnya hihihi tulung!

He begged us to open the window, LOL! No way!

Well, paling enggak saya udah mengusahakan metode yang saya tahu lebih baik daripada metode yang saya alami saat saya dibesarkan. Semoga bisa berhasil sesuai dengan harapan saya yaitu punya anak yang nggak penakut :)

Minggu, 01 Juni 2014

A True Friendship

They said there are some rules of life to make your friendship long lasting, and one of the rules is :
Never date your best friend's ex.

Is it right?

There is my very very closest friend since i was a teenager, we've been friends almost 15years until now. She has been laugh and cry with me. She is the one who loves me as the way i am. The one that accepts my strange and all my quirky things about me. The one who knows me inside and out. She is the one who's seen me at my worst, and keep said that i was the best. She is the one who fought for and defended me even when she knew i was wrong.
She is the one who walks in when the rest of the world walks out.

Well, a year ago she came to me, saying sorry and so on, and finally she revealed that she has been dating my ex boy friend since a couple months ago. She was a bit embarrased, feeling a bit guilty, and having like "Hello, like-there-is-no-one-else-in-this-world-that-you-can-falling-in-love-with-except-your-best-friend's-ex"-reaction kind of thing.
But my very first respons is : Too bad that she feeling that way :(
At least i know that he such a good guy, he is a guy that will always look after of his lover, someone that can be reliable, and i can really believe that he would take a really good care of my very dearest friend for the rest of his life.
So i said to her : Dont worry about me, i've found my true love already, now dont hesitate to found yours!

For me, God has his own way. The relationship wasnt work between me and him long time ago, but maybe its because God knows that that they are made for each other, that his really true love is her, my best friend.
Right?
And here i am, woke up in the early morning, put some natural make up on, doing a simple hair do by my self, and driving across the city with my Hubby and baby for supporting them in their special day : their engagement day. Where the other guests are their closest family members, and me and my other best friend are the only two outside guests.

The true is, i really happy for them both. Wishing them all the best with the engagement and beyond. Lots of love.
I wish them lots of wonderful moments of togetherness from now and forever
May their journey filled with a lifetime happiness and joy
May their love continue to grow each and every day
Wish them both will happily ever after

Cant wait for their wedding day in a few months!

Kamis, 10 April 2014

Dia.

Semua orang berbisik dan memandangnya saat dia lewat.
Dia. Wanita cantik dan sempurna itu, yang rambut gembal hitamnya selalu dilepas terurai menjuntai dibalik bahu dengan ujung ujung ikal sempurna membingkai wajah selonjong telur dengan bibir penuh merekah merah delima dan sapuan alis lebat yang hitam alami menaungi bola mata bulat hitam pekat dengan bulu mata panjang dan melengkung indah keatas dan kebawah meski tanpa sapuan maskara, teduh, sendu, dengan sendal bersol merah yang membungkus sepasang kaki jenjangnya, dengan jam tangan dan tas karya designer ternama serta pakaian sopan terhormat dan justru semakin menonjolkan kecantikannya tanpa perlu terlihat terbuka, yang membuat setiap pria menoleh setidaknya dua kali meski sedang bersama pasangan mereka saat dia melangkah percaya diri tak teralihkan dari kegiatannya sembari menggenggam jemari kecil anak lelakinya ditangan kanan dan putri kecilnya ditangan satunya yang keduanya begitu selalu tertawa riang dan merengek meminta perhatian ibu mereka yang cantik dan sempurna itu sesekali, membuat semua wanita lainnya cemburu dan panas hatinya melihat pasangan mereka memandangnya terbelalak tak berkedip membangkitkan jiwa pemangsa suami mereka yang telah lama teredam seraya bertanya tanya dalam hati "Siapa dia gerangan?" penuh rasa keingintahuan yang begitu dalam namun tak bisa mereka ucapkan sementara istri istri mereka berpikiran sama dengan konotasi bertolak belakang dan merasa kehadirannya membuat mereka terancam.
Dia, wanita cantik dan sempurna itu, yang dinikahi pria yang begitu tampan wajahnya, dengan hidung bangir sempurna bak patung romawi dengan rahang kokoh khas lelaki jantan sekuat karang dihiasi titik titik tipis hitam kebiruan jejak tumbuhnya janggut baru yang sebelumnya tercukur habis, yang bermata teduh dengan bola abu kehijauan, yang membuat wanitanya tenang hanya dalam sekali pandang, yang bertutur lembut dengan suara tegas dan lugas penuh wibawa, memperlihatkan jarak usia delapan tahun mereka yang tak pernah menjadi jurang, dengan tubuh tegap tinggi besar dengan sepasang tangan kokoh sedang yang mampu mengoyak jantung laki laki mata keranjang yang ingin mengganggu kebahagiannya cukup dengan sekali geram.
Dia, wanita yang cantik dan sempurna itu tetap berjalan anggun, seirama dengan musik yang tak seorangpun dengar, melewati mata mata usil yang mengekor penuh rasa penasaran terhadap keberadaannya bersama keluarganya yang sempurna. Duduk, memesan dengan sopan dengan suaranya yang semerdu dentingan gitar, menunggu sambil berbincang lalu menyantap makanan mereka sambil menyuapi anak lelaki dan perempuannya yang tetap duduk tenang hingga waktunya selesai. Si anak lelaki kecil melepas topinya berkata bahwa rambutnya berkeringat, dan si ibu yang cantik dan sempurna itu mengelap kulit kepalanya pelan halus dan hati hati lalu meniupnya satu kali menimbulkan sejenak udara dingin dan sejuk yang memang sejak tadi dinantinya dan memakaikan topi sang anak lelaki kembali dan membiarkannya bermain berlarian dengan adik perempuannya mengejar serpihan kuntum bunga bunga dan daun daun yang berjatuhan dan tertiup angin sore di pulau tropis nan eksotis, mereka bangkit dan beranjak, masih dengan mata mata orang orang sekitar yang masih berbisik dan sedikit getir membayangkan hidup mereka yang bertolak belakang dan sedikit berharap dapat menyesap sedikit merasakan bagaimana rasanya memiliki hidup semanis dan sesempurna yang tak pernah mereka miliki itu meski harus menunggu keajaiban Tuhan.
Dia, wanita cantik dan sempurna itu bangkit tak lupa membawa tas pantainya dengan dua huruf kapital konsonan sebagai simbol dari nama perancangnya, diikuti sang suami yang merapikan tempat duduk mereka kembali menempel kemeja rotan putih dengan sopan seperti letak semula dan mengucap terima kasih setelah membayar, menghampiri sang istri yang berdiri dengan sabar, membuat gaun putihnya seringan bulu yang melambai lambai dan menahan topi pantai bulatnya agar tak terbang tertiup angin. Sang suami membenarkan letak topi istrinya yang cantik dan sempurna itu yang sedikit miring dibalas senyum istrinya yang begitu menawan, lalu merangkul pinggangnya mesra lalu beranjak pergi sementara anak lelaki mereka berlari menuntun jalan diikuti adik perempuannya mendahului orangtuanya seakan mereka sudah tahu kemana tujuan berikutnya dan yakin bahwa orangtuanya takkan membiarkan keduanya menghilang karena terlalu jauh atau tersesat ditengah keramaian. Seakan setiap kata yang diucapkan dan setiap gerak gerik keempatnya telah terlukiskan diatas buku takdir yang paling sempurna dari Yang Maha Kuasa.
Ombak pantai menderu deru seakan menyemangati kasih sayang mereka yang tak pernah lupa dilibatkan dalam setiap kegiatan keseharian.
Kedua anaknya tiba di lobby hotel berbintang lima kelas dunia terbaik di sisi pantai diikuti kedua orangtuanya sambil berbincang ringan, penjaga berdasi kupu kupu dengan rambut klimis rapi dan rompi hitam serta kemeja putih cemerlang berkancing tersenyum mengucap selamat datang kembali dengan senyum mengembang membiarkan sang anak lelaki menggendong pinggang adik perempuannya agar mencapai tombol lift keatas seperti yang selalu mereka lakukan sejak empat hari lalu mereka tinggal, sang anak lelaki melompat lompat kecil tak sabar sementara anak perempuan mulai sibuk mengucek sebelah matanya, menunggu pintu yang akhirnya terbuka dan memperlihatkan kotak kecil yang mereka masuki ditutup dengan senyuman ramah dan sopan penuh hormat dari sang petugas penjaga, sang istri yang cantik dan sempurna itu duduk di sofa yang menyender dikaca tembus pandang dengan tiang tiang berulir panjang berwarna emas kemerahan dengan lukisan lukisan mahal khas eropa kuno yang akan membawa mereka ke lantai teratas tempat dimana griya tawang mereka tinggal.
Ting.
Pintu terbuka memperlihatkan koridor panjang berkarpet persia mewah nan tebal dan suasana sunyi senyap dengan lampu kuning temaram, sepasang pintu kokoh putih terbuka disambut bunga lili putih diatas vas bunga kristal besar ditengah ruangan diatas meja pualam. Kedua anaknya masuk ke kamar yang lebih kecil dengan dua ranjang nyaman sedang yang bersisian dipisahkan dengan meja berlampu kecil yang tak menyala, ibunya yang cantik dan sempurna itu mengganti baju kedua anaknya dengan penuh kasih dan keduanya pun jatuh tertidur kelelahan meski hari masih sore, lalu sang ibu yang cantik dan sempurna itu menyelimuti keduanya dengan nyaman dan mengecup kening keduanya bergantian dan mengucap selamat malam meski mata kedua anaknya telah rapat terpejam.
Kembali ke kamar utama yang besar dengan jendela kaca terbuka dan tirai putih berenda yang terbang ringan tertiup angin, dengan balkon besar berpagar hitam yang memperlihatkan sisi pantai tenang dan matahari oranye yang hampir tenggelam.
Sang suami menghampiri istrinya yang cantik dan sempurna itu, berkata bahwa dia telah menyiapkan layanan dua pengasuh anak bersertifikat untuk menjaga kedua anaknya esok hari sementara mereka akan melakukan perjalanan romantis berdua sepanjang hari dimulai dari mengunjungi perkebunan anggur pribadi milik suaminya yang telah diwariskan dari ibunya yang berjarak dua puluh kilometer tepat setelah makan pagi, dilanjutkan dengan diving kepulau kecil terdekat menggunakan yacht yang bertuliskan nama istrinya yang cantik dan sempurna itu atas hadiah ulang tahun istrinya yang cantik dan sempurna itu tepat diusia ke tiga puluh tahun setahun lalu yang sayangnya begitu jarang digunakan, ditutup dengan makan malam di restaurant perancis dengan wine vintage terbaik seperti yang istrinya yang cantik dan sempurna itu suka, mobil limo dengan supir akan siap pada pukul sembilan pagi, sang istri yang cantik dan sempurna itu tersenyum mengiyakan.
Sang suami menoleh lembut kearah istrinya yang duduk santai bersandar santai dipapan ranjang, menepis rambut istrinya yang terurai dan menyematkannya kebelakang telinga, mendekatkan wajahnya ke wajah istrinya dan berkata bahwa dia ingin berada disini selamanya dengannya dan kedua anak sempurna mereka, merengkuh wajah sang istri dan menciumnya dengan lembut seraya melucuti pakaiannya perlahan. Menciumi dari ujung jemari kakinya yang jenjang hingga ke perutnya yang ramping sempurna, meraba kesegala arah diatas kulitnya yang berpendar pendar dan saling mengejar napas. Sang suami berada diatasnya memeluknya erat, bangkit dan memandang dirinya yang telanjang, mendekatinya kembali, mengangkat sebelah kaki istrinya yang cantik dan sempurna itu keatas bahunya dan sang istri tersenyum melihat dada bidang suaminya yang terpahat sempurna bagaikan patung dari pualam, berpeluh, garang, sempurna. Siluet keduanya dari sisi tirai ranjang yang terpapar matahari senja begitu indah, keduanya bersatu, saling membelit, tumpang tindih, melenguh, memeluk, menggeram, mencengkram, berseru, lekat, naik, turun, pelan, cepat, tengadah, miring, berdiri, duduk, berhadapan, saling menatap, tak berhenti. Mereka bercinta hingga tengah malam.
Sang suami memeluk istrinya yang cantik dan sempurna itu penuh cinta lalu menyematkan sesuatu di jari manis kirinya seraya berkata bahwa betapa dia bersyukur memilikinya dan bersumpah setia seperti yang selama ini dia buktikan, tak ingin terpisahkan hingga ajal datang menjemputnya, mengucap kata bahwa dia mencintainya, yang membuat istrinya dengan pipi semu kemerahan bergetar hatinya, suaminya tersenyum dan mencium bibir istrinya sekali lagi, lalu merapatkan kedua matanya, dan tertidur kelelahan bagaikan seorang bayi yang sudah kenyang. Begitu tampan, indah, damai, dan nyenyak disisi istrinya.
Sang istri bangkit perlahan tak ingin suaminya terbangun, mengambil secarik kertas dan pena lalu menulis dengan cepat
"Semakin hari semakin sulit aku jalani. Semakin hari yang aku rasa aku semakin tidak berbahagia. Apakah aku patut menerimanya? Apakah aku patut tidak merasa bahagia? Aku tidak ingin terus bermimpi, aku tidak ingin terus berandai2, aku tidak ingin suatu hari nanti aku tersadar dipenuhi dengan kata2 : bagaimana jika, atau seandainya. Aku hanya ingin menjadi diriku sendiri. Sulit, susah, tidak mungkin. Karena komitmen yang telah aku buat sendiri. Tapi semakin hari semakin kuat rasa yg aku inginkan : yaitu rasa ingin bebas melakukan apa yang aku mau. Tidak semata dipandang dengan aturan aturan yang dia buat, atau ibunya buat. Aku lelah terpenjara. Aku bahkan tidak merasa yakin sampai kapan aku bisa bertahan, berjuang sendirian dari satu hal yang sejak dulu aku hindarkan : perceraian. Aku tidak ingin mengecewakan orangtuaku, ataupun tentunya keluargaku. Dirinya. Orangtuanya. Keluarganya. Anak anakku. Dan Tuhan. Tapi apakah itu artinya aku harus mengorbankan kebahagiaan aku sendiri? Sampai kapan? Ataukah justru aku sekarang hanya terperosok dilubang yang ternyata telah aku buat sendiri?
Jika memang dia mencintai aku sepenuhnya, bagaimana dia tidak bisa tahu bahwa aku tidak berbahagia?"
Dia yang cantik dan sempurna itu berhenti. Merasa tak sanggup lagi menulis dan menggupal kertasnya menjadi satu seperti sebelumnya dan membuangnya ke luar jendela jauh jauh sambil merasa pedih dan sakit didalam dadanya. Dadanya sesak dan terasa ingin meledak. Terduduk tanpa busana dilantai, dia memeluk kakinya dan menyandarkan kepala dilututnya.
Memandang cincin berlian kuning besar yang berkilauan yang meliuk sempurna di jari manisnya, lalu berpikir : 'Jika hidupku begitu sempurna, lalu mengapa aku begitu menginginkan dia?'
Dia, wanita cantik dan sempurna itu, punggungnya berguncang guncang, terisak isak.
Airmatanya berderai.

Jumat, 04 April 2014

Papiku :')

Semalam di Dim Sum Festival Kemang.



Perjuangannya sungguh luar biasa, hampir 20tahun merantau ke negeri orang demi menghidupi istri dan ketujuh anaknya. Mulianya hati kamu, wahai ayahku. Kamulah yang mengajari aku untuk mengajarkan mengucap kata "i love you", disetiap ujung percakapan, selalu kau tutup dengan kalimat itu disambut jawabku "i love you too" lalu terdengar bunyi nada terputus. Kamu yang selalu mengajarkan aku untuk tidak pernah takut untuk mencintai, dan untuk tidak menyakiti, apapun yang orang lain lakukan terhadap kita. Yang mengajarkan aku untuk memberi, tanpa pernah meminta. Yang meyakinkan aku bahwa Allah tak pernah lengah, atas perbuatan baik kita. Aku merasa bersyukur memiliki kamu yang selalu ada saat keraguanku muncul menghadapi dunia, saat airmataku sudah tak lagi dapat tertahan, dan saat menghadapi takut atau lelah menahan perih, kamulah orang yang selalu pertama kudatangi untuk meminta doa kesabaran dan kekuatan. Yang tak pernah bosan menjawab pertanyaanku soal agama meski pertanyaan yang sama berulang ulang. Yang membuat setiap ibadahku terasa mudah dan tanpa beban. Yang selalu berkata tak ingin ada kue, atau hadiah, atau uang saat kamu berulang tahun karena kamu bilang kamilah sumber kebahagiaanmu. Semoga Allah membahagiakan kamu, di dunia dan akhirat, ammiin 🙏


I love you, Papiku.l 🎂🎉🎊💝🎁

Minggu, 30 Maret 2014

#cerpen

Dia membuka matanya yang telah lama rapat terpejam, mengecup kedua jemarinya yang bertaut begitu erat hingga daging dagingnya memutih dan diletakan didepan dada sambil mengucapkan kata-kata yang hanya bisa didengar olehnya dengan begitu bersungguh-sungguh berulang ulang, lalu bangkit dari tumpuan lututnya sambil menyeka airmatanya perlahan. Berdiri tegak, berbalik, menoleh kembali ke patung dewa-dewa yang terpajang kokoh, kaku dan diam disamping dupa2 dan bertabur bunga dengan lilin lilin dengan api keemasan yang tak henti menari diatas piring perak besar berkilauan sekali lagi, berharap para dewa mendengar doa yang baru saja dia panjatkan sepanjang malam sebulan terakhir, meninggalkan kuil menuju delapan dayang-dayang yang setia menemaninya kemanapun dia pergi, menimbulkan dentaman langkah-langkah pelan yang teratur melewati pilar-pilar kokoh tinggi disekeliling istana dari balik jendela-jendela besar berpermata.
Dua dari enam penjaga pintu berbaju besi telah menjaga pintu agar terbuka lebar sejak melihatnya muncul diujung lorong, membungkuk hormat tanpa berani memandang matanya karena itu akan dianggap tidak hormat dan takkan bangkit hingga dia lewat.
Dia tersenyum sedikit kepada mereka meski itu tidak diharuskan, menaiki tangga pualam yang melingkar lingkar dengan elok dan begitu tinggi hingga seakan menuju keujung langit, tempat dimana anak-anak lelakinya bermain. Memeluk mereka satu persatu dan mencium kening-kening putih berdaging lembut dengan pipi bulat kemerahan. Terdengar derak derak sepatu kuda dari kejauhan, membuat ketiga anak lelakinya sontak melempar apa yang mereka pegang dan menarik narik gaun panjang ibunya. Memandangnya penuh harap dengat mata bulat sepenuh bulan purnama menyiratkan pertanyaan yang dia sudah tau apa.
Dia tersenyum, anggukannya membuat ketiga anaknya bersorakan.
Derap langkah menaiki tangga terdengar semakin mendekat. Dia duduk tenang diatas kursi panjang berbalut kain sehalus beludru merah keemasan dan menarik napas panjang sambil membetulkan letak ekor gaun putihnya yang selembut sutera, berharap bisa menyembunyikan kegelisahannya sendiri. Berharap tak ada penghuni istana yang cukup bodoh dan lancang mengatakan dimana dia menghabiskan waktunya sebulan terakhir tanpa diminta.

Seorang pria berbadan tegap dengan mahkota besar diatasnya masuk keruangan, disambut pelukan rindu dari ketiga anak lelakinya yang ditinggal selama berbulan bulan, menggendong mereka sekaligus hanya dengan satu kali rengkuhan dan menciumi mereka seakan tak ada hari esok, membuat ketiga anak itu terbahak bahak mengekspresikan kebahagiaan mereka, layaknya sambutan hangat yang ayahnya selalu bayangkan setiap kali melakukan perjalanan. Pria itu mendekati istrinya, tersenyum lebar memamerkan gigi sempurnanya yang berjejer rapi, seputih tulang dan sekuat gading.
"Tidakkah kamu tahu betapa aku merindukanmu, Permaisuriku?" Ujarnya sambil merengkuh istrinya lembut dan menenggelamkan wajahnya ditengkuk sang istri. Sang istri meraih tangan kokoh suaminya dan menciumnya tiga kali, seperti yang seharusnya, baru saja akan membalas kerinduannya hingga suara lainnya memasuki ruangan.
"Apakah itu suara anakku yang begitu aku rindukan?" Sang putra bangkit tersenyum, wanita paruh baya itu lanjut berkata "Tidakkah kau merindukan ibumu yang tua renta ini, anakku?" Sambil merentangkan tangannya.
Sang anak memeluknya, berlutut dan mencium kedua tangannya tiga kali masing masing secara bergantian seperti yang seharusnya.
"Tentu saja aku merindukanmu, Ibuku. Dan kau tidak tua dan renta, kau masih tetap cantik seperti halnya ketika kau masih menjadi Ratu seperti dulu"
Sang ibu kontan mengerutkan keningnya "Jangan konyol anakku, aku masihlah tetap Ratu diistanamu ini" lalu tersenyum sambil melingkarkan lengan dibalik pinggang putranya seraya mengajaknya beranjak "Tidakkah kau lelah setelah menempuh perjalanan panjang? Mandilah, kau butuh beristirahat, mari berendam, Ibu akan menemanimu dan menggosok punggungmu seperti saat kau kecil dulu, setelah itu akan Ibu siapkan pesta makan malam besar menyambut kepulanganmu, ceritakanlah pada Ibu seperti apa indahnya dunia dibelahan sana" sambil membawa sang anak pergi menjauh.
Sang putra menghentikan langkahnya "Ibu, bisakah aku mencurahkan dulu kerinduanku kepada istri dan ketiga anakku?" Ujarnya sambil setengah membungkuk.
Sang ibu sedikit keberatan namun akhirnya berkata "Ya, ya, tentu saja. Kalau begitu Ibu akan menunggumu di kolam mata air panas. Dan sebaiknya kau tidak biarkan Ibu terlalu lama menunggu"
"Baik Ibu, tentu saja, aku akan segera menyusulmu." Ujarnya sambil mencium kedua tangan ibunya masing masing tiga kali seperti yang seharusnya.
"Sampai mana kita tadi?" Ujar sang suami setelah ibunya pergi.
"Sampai saat aku ingin menciummu" ujar sang istri
"Maka lakukanlah" lalu sang suami memejamkan matanya dan merengkuh lembut wajah istrinya. "Mari, ikutlah ke kolam bersamaku" ujarnya lagi.
"Oh tidak terima kasih. Aku baru saja mandi dan mengenakan korset ini hingga waktu tidur tiba nanti untuk membuatku tetap cantik. Lagi pula, rakyat jelata tidak berbagi air dengan Raja dan Ratu."
"Berhentilah mengatakan itu, kau lah justru satu satunya gadis jelata yang telah memberikanku tiga putra mahkota sekaligus yang akan mewariskan tahtaku dari ratusan wanita yang telah kutemui, kaulah gadis jelata yang sepenuhnya aku cintai dan akhirnya kupilih menjadi satu satunya pendamping setiaku. Kau lah gadis jelata yang aku inginkan untuk bersanding duduk di istanaku. Kaulah gadis jelata yang telah berhasil menjadi pelabuhan cintaku. Aku Raja mereka, namun aku tetaplah suamimu."
"Tidak, sungguh, aku tak apa, temanilah ibumu, aku akan melihat bagaimana naga nagaku"
"Sejak kapan kau mulai tertarik dengan mahluk yang dulu kau selalu sebut buas itu?"
"Sejak kau, Rajaku, telah membuka mataku dan memberikan padaku bayi naga naga mungil seputih awan dengan asap dingin dan airmata rubi yang begitu cantik hingga membuatku jatuh hati."
"Aku senang mendengarnya, aku harap sebentar lagi kau juga akan bergabung mengendarai naga bersamaku dan ketiga putramu, akan lebih menyenangkan dengan kehadiranmu"
"Mungkin saja" ujar sang permaisuri lalu berlalu.

Dan gadis jelata lalu pergi melihat naganya, tentu saja dengan delapan dayang dayang serta selusin prajurit mengikutinya. Memandang kesegala arah mencari sosok lain selain delapan belas naga yang berada disana.
Dia melihatnya dari kejauhan. Dia mengangkat tangannya memberi tanda pada para dayang dan prajurit yang berjalan dibelakangnya. 

Diantara pepohonan tinggi menjulang dan rimbunnya dedaunan hijau serta ranting ranting kering yang mencuat tajam. Dia berjalan lebih cepat, daun kering bergemerisik renyah seiring langkah kakinya yang mendekat. Hatinya bersenandung memainkan irama merdu yang dia sendiri tak yakin pernah mendengarnya. Perutnya bergejolak, seakan kian lama rasanya dia sudah tak merasakan sensasi aneh itu dalam dirinya, dan merasa mual lalu ingin muntah.

Lelaki dari kejauhan yang sedang melatih naga itu menoleh, meletakkan keranjangnya berisi apel apel ranum dan menundukan kepalanya seraya berlutut memberi hormat dan tak beranjak beberapa saat.
"Jangan konyol, bangkitlah" ujar sang permaisuri seraya menarik lengan si penjaga naga dan memeluknya erat, tersenyum begitu lebar tanpa ia sadar, "senang bisa bertemu denganmu lagi hari ini. Bukan sudah pernah kukatakan tak perlu kau lakukan itu jika hanya ada aku?"
Si penjaga naga yang berkulit bersih dan bertubuh kurus tersenyum lebar kembali sambil mengangkat keranjang kayunya dan melemparkan isinya satu demi satu kepada naga berkepala kristal "Aku tidak ingin mengambil resiko, bahkan, berbicara sambil terus memandang matamu terasa begitu berat bagiku, seakan sepertinya ajal akan segera menemuiku sepulang nanti"
Sang permaisuri berkata "Tentu saja aku takkan membiarkan mereka melakukan itu, Bodoh" lalu tertawa lepas.
"Whoa, bukankah seorang permaisuri tidak diperkenankan memaki dan berbicara seperti itu?"
Sang permaisuri terdiam "Aku rindu diperlakukan wajar seperti dulu, aku rindu melakukan hal hal sesukaku, biar bagaimanapun aku sama denganmu. Aku masih seperti yang dulu" ujarnya
"Tentu saja, selain hanya kau sekarang memakai benda itu." Si penjaga naga mencibir menatap ujung kepalanya
"Aku berharap tak perlu memakainya, berat rasanya, cobalah" ujarnya sambil meletakan tiara itu dikepala si penjaga naga
"Jangan, aku tidak pantas" ujar si penjaga naga sambil mengelak
"Kalau aku pantas, tentu saja kamu pantas." Dikenakan kembali tiaranya "Apa yang kita bisa lakukan hari ini?" 
"Apapun yang kau mau"
"Bisakah kau ajari aku menunggangi naga lagi?" Sang permaisuri berbinar.
"Tentu saja, namun kali ini kau harus benar benar berpegang erat padaku, aku tidak ingin mendapat masalah jika akhirnya kau terjatuh" ujar sang penjaga naga sambil mengedipkan sebelah matanya.
"Atau bagaimana kalau kita lepas naga naga itu dan berlomba memasukan mereka kembali ke kandang seperti kemarin?"
"Itu juga boleh, apapun yang kau inginkan. Naga putih sudah hampir sembuh seperti sedia kala, maka sebentar lagi jasaku tak akan dibutuhkan"
"Tidak bisa kah kau tetap tinggal?"
"Bukan keputusanku, tentu saja jika Sang Raja menginginkan aku tetap tinggal, maka aku tetap tinggal"
"Akan menjadi berita buruk bagi istrimu"
"Kurasa tidak seburuk itu"
Keduanya berpandangan dan saling menghindar dari tatapan satu sama lain secara bersamaan, saling berpaling dari potongan potongan kenangan masa lalu mereka saat mereka terlalu muda dan saling tak tahu bagaimana kah rupa sang cinta.
"Aku sedikit terkejut setelah tahu kau sudah menikah, yang aku lihat, dulu kau selalu sendirian. Di hutan, di sungai, di kaki gunung, dimana mana, seakan kau selalu ada dimana aku berada" ujar sang permaisuri
"Aku memang mengikutimu" ujar penjaga naga tertawa, seperti lega mengakuinya.
"Jika kau terlalu sibuk mengikutiku, lalu kapan kau mengenal istrimu?"
"Setelah aku tahu bahwa kau dipersunting Sang Raja" ujar sang penjaga naga, pelan.
"Ah ya, lucu sekali" ujar si permaisuri mencibir sambil meninju lengan si penjaga naga perlahan.
"Aku tidak bercanda." Ujarnya sambil menepis tangan si permaisuri dan menggenggamnya erat seperti yang sejak dulu ingin dilakukannya, tak melepasnya, lalu menatap matanya dalam dalam. "Aku menikahinya setelah tahu bahwa kau melahirkan banyak putra mahkota dan tahu harapanku telah habis" lanjutnya.
"Ah ya, tentu saja" ujar sang permaisuri berusaha tetap datar.
Dadanya tiba tiba terasa penuh dan sesak. Sang permaisuri melangkah pergi menjauh dan tak menoleh lagi, tak menghiraukan panggilan si penjaga naga yang terpaku serta pecah berkeping keping hatinya.
Sang permaisuri terus berjalan menjauhi hutan diikuti dayang dayang yang telah diperintahkannya menunggu disetengah perjalanan sambil perlahan mengusap airmatanya yang menganak sungai dan tak berhenti menetes serta merta menangis pilu dari balik kokohnya tembok istana. Teringat doa yang akhir akhir ini dia panjatkan disepanjang malam berulang ulang hingga pagi menjelang, bahwa satu satunya yang dia inginkan, hanyalah si penjaga naga yang begitu sederhana.

Minggu, 16 Maret 2014

CFD And Breakfast At Shangri-La

Hari ini nyoba yang lagi happening : morning walk on car free day. So every sunday, Sudirman and Thamrin area jalur cepatnya memang ditutup, biasanya buat rute jalan pagi, jogging atau sepedaan. Kendaraan bermotor bisa via jalur lambat atau cari jalur alternatif lain.
Sebenernya CFD ini udah cukup lama, dan saya kepengen banget ikutan, kali aja kalo lari pagi ada temennya jadi lebih semangat ya kan? So finally i decided to went there. Sendirian? Nggak dong, cari temen, ngomporin yang laen :p
Awalnya sempet galau gegara malem2 baru sadar bahwa saya sama sekali nggak punya sport shoes. Flat shoes sih ada barang satu dua pasang, the problem is itu udah luamaaaaa banget nggak dipake, dan emang niat lari, masa iya pake flat shoes kan. Dan lebih nggak mungkin lagi dong kalo saya pake platform stilettos 14cm saya x)) LOL
Finally sepupu suami saya, Fadiah, yang berhasil saya komporin buat nemenin saya CFD-an perdana kali ini, untungnya punya ukuran sepatu yang hampir sama, jadilah saya pake sport shoes dia hihi
Jam5 pagi udah bangun, mandi dan dijemput jam6 tepat. Dari Cawang masih harus ke Grogol dulu jemput Syarihan, calon peserta yang satunya *halah*

Jalanan sepi jadi 630 udah sampe di bundaran HI, kebetulan ada janji ketemu temen sebentar di Grand Hyatt Hotel, jadi sekalian aja parkir disitu lalu jalan deh ke Thamrin area. It was quiet interesting experience. It was so many people in there, dan juga buaaaanyak yang jualan. Dari mulai jualan makanan minuman sampe ke jualan baju atau sepeda, yes, sepeda!



Sempet juga tergoda sama Cakwe, Cilok dan Kue Cubit yang seakan melambai2. No no, stay focused! Baby O yang sengaja saya ajak ikutan semangat jalan pagi, gandengan, serunya. Meski lama2 minta gendong. Akhirnya jalan cukup 30menit, jam menunjukan pukul 8.15am, pulanglah kita. Tiba2 dapet ide menarik, yuk kita breakfast di Shangri-La, kebetulan belom pernah nyobain breakfast disana. Yippiy!



Seneng makan kesana, ketemu temen2 lama :)
Kebetulan temen lama saya si Sven, orang Jerman juga lagi stay disana dalam rangka bisnis, dasar dunia sempit, ketemu juga di Satoo, Coffee Shopnya, jadi makan rame2 deh :)

Rencana CFD selanjutnya dua minggu lagi. Yay! Fun!

Rabu, 12 Maret 2014

Hong Tang

Gara2 lagi happening banget yang namanya Hong Tang, Taiwan dessert itu lho. Kebetulan saya emang suka jelly dan green tea ice cream, liat postingan #hongtang di instagram kok ya bikin ngiler banget.
Setelah browsing sana sini, Hong Tang emang cuma ada di daerah Muara Karang dan Pantai Indah Kapuk/PIK. Huaaa, perasaan jauh banget! Mungkin bukan jarak tempuhnya, tapi, emang seumur2 belom pernah banget yang namanya nginjek daerah PIK sekalipun, palingan cuma lewatin tolnya doang kalau lagi mau ke airport *dadah dadah*. Sementara Muara Karang baru sekali, waktu mau naek kapal ke Pulau Tidung, and it was unpleasant experience for me, i was 4 months pregnant with extremely chronic morning sickness, and the area was stinky, becek, *nggak ada ojek, ala cinta loreng*, plus banyak orang lalu lalang, well, maybe i was just in the wrong place at the wrong time, yang jelas kapok kesana lagi.
But finally rupanya buka juga di Central Park, lumayan nih, nggak ujung berung banget. Akhirnya setelah merayu keponakan2 capcuslah kami kesana. Berangkat dari rumah Mama saya jam 8 malem dari Bekasi, dan pake nyasar dulu dong pas keluar tol, adehhhh, akhirnya manggil ojek dan kita ikutin dari belakang! Oh ojek, selalu jadi solusi terbaik saat nyasar dan dikejar waktu begini.
Sampe Central Park Mall jam 9.30pm. Takut keburu tutup sampe agak lari2 kecil ke Mall Tribecanya, jadi Hong Tang ini adanya di wing lain dari Mall Central Park yang namanya Tribeca tepatnya di lantai 2 nya. Rupanya even hampir jam10 malem, antriannya masih kaya ular tangga duooong. Karena rupanya tempatnya agak kecil dan most of the guests dateng in a group after they had dinner gitu kali, jadi makannya sama ngobrolnya banyakan ngobrolnya. And mostly yang dateng ya ABG gitu, yang ngumpul berlima pesennya satu mangkok wkwkwkk. Untung nggak lama sih akhirnya dapet table, itupun udah mau last order.

Saya, @ameliajanuars, @deamyt, @lanniw, @millahasna_, @ristantimilla, dan @ajigz langsung pesen menu yang beda2 biar bisa coba2an.

Rupanya, memang bukan selera kita kali ya, kok ya nggak seenak yang dibicarakan orang di social media. Uh, kinda disappointing :(

All of the menu ditulis dengan angka, ini yang kita pesan :

Add caption
Campuran kacang : kacang tanah, kacang merah, kacang hijau, mochi, pasta kacang merah, mochi isi kacang, egg pudding dengan es serut yang dimakan dengan saus gula merah. It was tasteless, weird, kinda plain, uh not my kinda thing at all. Or is it supposed to be like that? I dont know, it was my frist time tried those Taiwan/Hongkong dessert, never been there before :))



This one is the kacang merah, sama some pearls, bagian atas yg cair kaya bubur kacang merah rasanya kurang lebih kaya bubur ketan item, Q-ball semacam biji salak, dengan es serut dan dengan saus gula merah. Buat saya pearlsnya alias bubble (yang bulat berwarna hitam) dan Q-ballsnya agak terlalu keras untuk selera saya, apalagi Q-ball nya memang sama sekali tidak ada rasa manis. I was imagining biji salakkkkkk, chewy, sweet and yummy. Once again : tasteless!



This one hampir sama kaya yang diatas, hanya bedanya dimakan dengan vanilla ice cream and coconut milk alias santan. Even weirder! Oh God its getting worse! Please save our souls! X))

Add caption
Ini hampir sama juga isinya kaya diatas : Q-balls (hello again), pearls (again), vanilla ice cream, bedanya ada tambahan mango pudding dan dimakan pake susu cair. Lumayanan deh, mango puddingnya kenyal, udah lumayan bangettttttttt deh daripada yang sebelum2nya x))


Ini best sellernya nih : Q-balls (hello again and again), pearls (again and again), grass jelly, green tea ice cream and milk! Lumayan banget! Grass jellynya yang berberntuk seperti pudding lebar itu, kaya cincau tapi warnanya hitam. Rasanya mirip2 kaya Gui Ling Gao, alias turtle shell jelly, tau dong? Rasanya kenyal sedikit pahit namun memberikan kesegaran ditenggorokan. Terutama ini pakai Green Tea ice cream terbaik sepanjang masa, tanpa tanya lagi saya udah bisa tahu dari nyoba sedikit doang, ini pasti merk Diamond!!!! My favorite! Dan saya bukan orang yang bisa minum susu putih sama sekali, even seteguk, even while i was pregnant, paling nggak bisa, except this kinda milk, like i like to said creamer, evaporated milk! Tau dong? Yang biasa saya pakai merk F&N, the best evaporated milk everrrr! Jadi, kalo udah ada jelly, Diamond green tea ice cream, sama F&N milk ini : heavennnn!
Kapan2 saya posting resep dessert coffee jelly terbaik sepanjang masa deh yang dimakannya harus sama pake F&N ini, oh i bet you cant stop once you've try one! Well back to Hong Tang, i was enjoying this dessert for a while, yum :)



Last but not least : Mango Crush!
Potongan mangga segar, jelly mangga yang super lembut, crushed ice with yummy mango sauce, topped with mango ice cream! Hollaaaaa! This one is definitely the most enjoyable dessert at Hong Tang, or the one and only! It was fresh and yummy!

Hong Tang menus start from 20k-50k, tapi most of them not worth to try, it was too plain! Or maybe for my appetite :)

Akhirnya, saya beli Diamond green tea ice cream dari kenalan. Diamond green tea ice cream ini memang nggak dijual umum dipasaran. Kalau yang red bean atau ogura, mereka emang available di supermarket kaya carefour gitu, tapi yang green tea ice cream khusus di supply ke hotel2 atau restaurant2 aja, ngubek ke supermarket mana pun dijamin nggak bakalan ada *jangan kekeuh yeee*. Akhirnya saya pesan, dan ukuran paling kecilnya : 8 liter! Tuhaaaan x))

Baby O and giant green tea ice cream

Hugeeee! Im gonna finish it by my self! Yayyyy!
Dan ini kreasi saya bikin dessert : melon layers yogurt pudding kesukaan saya, mango puding, fla and yogurt biar saucenya jadi asem dikit dan nggak terlalu terasa susunya, lalu green tea ice cream!

Add caption

Oh yeah, its absolutely much better than Hong Tang, baby! *tepuk2 dada sendiri*