Tampilkan postingan dengan label anak. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label anak. Tampilkan semua postingan

Sabtu, 05 Juli 2014

Takut Pada Anak

"Awas ada Ondel-Ondel!" Atau
"Jangan keluar rumah malem2, nanti ada setan!" Atau
"Pak Dokter, adek nggak mau makan nih, suntik aja, Pak Dokter!." Atau lebih halusnya mungkin "Tuh ada Pak Polisi, nanti ditangkep lho, ayo makan, Sayang."

Kalimat seperti itu kerap saya dengar dilingkungan saya. "Mengancam" atau menakut nakuti anak demi mencapai tujuan tertentu, seperti agar mau tidur, mandi atau makan, menjadi hal biasa yang dilakukan oleh para orang tua atau pengasuh pengganti baik nenek, tante maupun pengasuh anak (nanny). Mereka pikir itu baik, yang penting mau makan, begitu mungkin pikir mereka. Atau memang perilaku mengancam itu memang sudah turun temurun sebegitu lama hingga terdengar menjadi satu hal yang wajar disekitar kita?
Coba anda pikir, selagi kecil dulu, pernah nggak ngalamin hal itu? Maksut saya sebagai korban. Atau justru anda ternyata melakukan ancaman itu terhadap anak2 disekitar anda? Mungkin secara tanpa sadar?

Sadarkah anda bahwa hal yang sepertinya wajar berupa mengancam itu ternyata efek psikologisnya sangat buruk bagi anak?

Saya pribadi besar dengan ancaman2 seperti itu, maksut saya sebagai korban. Dan rupanya hal itulah penyebab saya menjadi begitu penakut seperti sekarang ini. Dan tanpa sadar, sebelum punya anak, saya yang kebetulan tinggal serumah dengan keponakan saya yang begitu lucu dan menggemaskan, rupanya juga senang menakuti keponakan itu dengan setan. Karena saya pikir memang itu hal yang wajar, maklum saya tumbuh di lingkungan seperti itu. Jadi misalnya saat dia jalan sama saya, saya tinggal kabur sambil teriak "Setaaaaan!" nanti keponakan saya lari terbirit2 kearah saya sambil meluk kenceng.
Buat saya DULU, hal itu lucu! Rupanya, efeknya buruk!

Sebagai korban, jujur aja, saya capek jadi anak yang penakut.
Pada umumnya saya takut semua hal : setan, tukang beling, ondel2, dan hampir semua binatang.

Ada masa2 dimana saya begitu menggilai cerita misteri (baik film maupun buku) ketika saya beranjak remaja. Hal2 yang diluar masuk akal begitu menarik hati buat saya, dari kecil, kira2 kelas 3 SD, saya mulai mengenal misteri Segitiga Bermuda, dan kebetulan salah seorang kakak saya punya buku yang membahas itu dari sisi islam yang mengatakan bahwa ada kerajaan jin dibawah laut Segitiga Bermuda, dari situ saya lalu mulai menggilai film2 horror atau thrill, juga cerita misteri dari komik jepang bergambar ataupun novel barat. Namun, seperti pada anak kecil lainnya, apa yang saya tonton dan saya baca ada saat2nya menguasai pikiran saya, membuat diri saya paranoid, akhirnya ada kalanya saya takut ke kamar mandi, jarang sih sampe minta temenin, tapi biasanya kalo lagi takut gitu, selesai dari kamar mandi saya selalu ngibrit ke ruang tamu atau ke kamar atau ke tempat lain dimana ada anggota keluarga saya. Kalau rumah lagi kosong, biasanya saya lewati dengan nonton tv atau membaca buku, atau mendengar musik. Well, kalau lagi situasinya begini juga nggak seberapa takut, paling nggak berani nonton film horror aja.
Begitu juga tiap kali lewat lorong gelap, kalo lagi nggak takut sih santai aja, tapi kalau lagi parno pasti mulut komat kamit baca ayat kursi nggak putus2, namun tetep aja pikiran sendiri yang justru bikin diri sendiri deg2an minta ampun.
Well, begitu hingga sekarang ini, diusia akhir 20an, saya makin sadar bahwa saya makin takut dengan binatang. Mulai dari yang kecil dan menjijikan seperti kecoa, kelabang, hingga ulat bulu, sampai ke yang ramah seperti kucing, ayam, bebek, sampai kelinci, atau kambing, sapi, juga kuda :(
Rasa takut saya paling enggak masih beralasan bagi saya.
Setan? Jelaslah hampir sebagian orang itu memang menakutkan.
Binatang? Jelas buat saya insting mereka jarang bisa ditebak. Kucing bisa tau2 nyakar, angsa bisa tau2 ngejar dan mau nyosor *kalo kata orang Bekasi gitu*, atau kambing bisa tau2 nyeruduk? Buat saya semuanya bisa aja terjadi, jadi wajar saya takut.
Serangga? Well yaudah sih emang rata2 menjijikan bukan?
Tapi sahabat baik saya jaman kuliah dulu ada lho yang takut badut. Iya, badut, mahluk lucu yang menggemaskan itu.
I mean she was almost 20years old back then, masa masih takut badut sih? Kalo masih anak2 wajarlah.
Kalo dipikir2 sih simple aja ya kayanya, anggeplah 'Yaudah sih, hindarin aja kalo ada badut, nggak sering juga kan ketemu badut?'
Well its totally right. Tapi tahu nggak kalau ternyata hingga sekarang ini dia masih menghindari tempat hiburan yang menyenangkan kaya Dufan? Iya, tempat yang buat semua orang menyenangkan itu. Dia mungkin lebih milih tidur di rumah daripada diajak ke Dufan atau tempat menyenangkan lain yang sekiranya ada badut, cuma gara2 dia memang takut dari kecil.
Atau kalau lagi ke mall dan kebetulan menjelang Hari Natal, pasti dong biasanya ada Santa Klaus, kalo dari jauh dia lihat ada Santa Klaus, pasti dia ngajak cari jalan lain. Ya, dia takut segala macam manusia yang mengenakan kostum. Bela2in muter jalan kalo perlu, asal nggak ada badut.
See, ternyata nggak sesimple itu kan?
Well, paling enggak, saya sadar begitu saya punya anak. 27tahun. Belum seberapa telat.
Namun sayangnya orang2 disekitar saya yang jauh lebih tua dan punya anak buanyak, masih seneng banget ama metode "ancam" dan "menakut2i" anak tersebut.
Ada geluduk atau petir, atau mati lampu, anak langsung ditarik tiba2 dan dipeluk kenceng, itu justru yang membuat anak menjadi tumbuh rasa takutnya. Kalo anak sendiri silahkan aja kalau mau dibesarkan dengan cara seperti itu, as long as you deal with it, tapi jangan berani2 praktek ke anak gue yak, cape keleussss punya anak penakut, digelendotin terus shayyyy. Makanya saya selalu mengamati bagaimana cara orang lain disekitar saya berinteraksi dengan anak2, kalau nggak cocok dengan metode didik saya, paling saya liatin aja sih, and secara diem2 saya hindari jangan sampai saya meninggalkan anak saya tanpa pengawasan saya dengan orang tersebut dalam waktu yang lama (lebih dari 15menit buat saya udah cukup lama). 
Mengenal rasa takut itu memang baik, tapi buat saya, mengajarkan anak berhati2 itu jauh lebih baik lagi ;)

Maka, saya punya anak sekarang ini, nggak pernah saya kenali rasa takut. Mungkin saya akan ajari dia untuk lebih hati2.

Tiap kali menghadapi ketakutan saya, saya nggak pernah tunjukin reaksi berlebihan. Berusaha biasa aja. Never scream, dont freak out. Jangan lantas memeluk anak atas keadaan tiba2 dan tidak biasa yang sebenarnya hal normal, maksut saya ketika mendengar geluduk kencang atau mati lampu atau ada binatang yang tidak semestinya disana. Justru bereaksi berlebihan itu yang sebenarnya jadi pemicu untuk anak jadi takut. Sikap orang disekitarnya mempengaruhi sifat dia.

Mati lampu atau gelap? Saya diemin aja, paling saya bilang "Stay where you at, dont go anywhere, Baby O" atau "Its okay, just come here and let just sit beside Mama" sampai akhirnya saya bisa nyari penerangan pengganti. So far it works, paling kalau mati lampu dia bilang "Yaaaah" aja. Untungnya sih dirumah jarang sekali mati lampu :)
Geluduk, Petir, Kilat? Saya juga biasa aja, sekenceng apapun saya paling sebut asma Allah aja lalu saya bilang "Kenceng banget geluduknya Oufar, diluar hujan, jadi ada geluduk." Untungnya anak saya terbiasa di dalam rumah most of the time.
Petasan  atau Kembang Api? Saya ajak nonton petasan kembang api yang biasanya ada tiap tahun baru itu :) Tapi dari jauh, dan nggak pernah kita main2, tau sendiri kan saya sebenernya juga takut hihi jadi hanya nonton aja. Jadi paling kalau dia denger dia minta untuk dibawa keluar biar bisa liat, "Mama, Mama, woks pissss" maksutnya 'Mama, fireworks please.' x)) Karena dia udah kenal suaranya.
Setan atau Hantu? Nggak kenal :) Makanya jangan kasih nonton channel tv Indonesia, rata2 tayangannya nggak bermutu. Mudah2an anak saya bisa bertahan sampai besar.
Polisi? Lha orang aparat negara kok malah dibuat nakut2in sih? Kalo saya sih malah ajarin Baby O to show some respect to them, seperti "Selamat siang, Pak Polisi. Selamat bertugas." Atau "Thank you, Pak Polisi udah mengatur jalan untuk kita" jadi Baby O lebih tau tugas polisi itu apa.
Tukang beling? Ini kerjaan Mama saya banget nih, sampe sekarang saya kalo liat Tukang Beling yang bawa karung dan pencungkil suka rada waswas gara2 kecilnya kalo nggak mau tidur siang suka diancem nanti diculik Tukang Beling dan dimasukin dalam karungnya :( So far sih belom pernah ketemu bareng Baby O, paling kalo ketemu ya saya ajak dia untuk say "Hi" aja.
Ondel ondel? Malah saya ajak keluar kasih uang, lalu shake hands, dada2, kiss bye. Jadi tiap kali ada ondel2 dia pasti minta shake hands :) Jangan lupa selalu beri anak compliment berupa pujian seperti "Ah, Oufar, good boy!" setiap kali dia bersikap berani.
Anjing menyalak2? Kebetulan tetangga saya punya, kalau lewat dia suka menyalak dan berusaha keluar, pagernya terkunci, jadi saya aman, tapi dulu saya pernah complain ke si tetangga, saya bilang "Anjing anda sebaiknya dirantai kalau lagi diteras, jadi nggak neror orang setiap kali ada yang sedang lewat. Kalau nggak mau dirantai ya cover pagar anda rapat2 dong atau kunci aja didalam rumah.", si tetangga dableg aja tuh, jadi sekarang tiap saya lewat sama anak saya, meski hati deg2an dan dengkul lemes liat monjong anjing dan giginya yang bertaring berusaha menyeruak jeruji2 besi pagar, saya berusaha calm down dan tidak mempercepat langkah, makanya so far Baby O ngikutin saya kalau liat, bilang "Hello doggy, gukgukguk" atau kalau pas lewat "Bye, bye, doggy" sambil melambaikan tangan dan senyum2.
Serangga? Seperti kecoa, lebah, atau yang lain. Saya juga paling bilang "Baby O ada kecoa, ewww, jorok." Lalu saya pindahin dia ke tempat aman lalu saya bilang "You stay here, Mama usir kecoa dulu ya, he suppose to be not inside house, Sayang"
Dokter? Nah ini yang paling secara tidak langsung sering kali buat anak takut. Memang rata2 anak2 suka trauma tiap kali masuk ke ruangan dokter akibat sering disuntik imunisasi misalnya. Namun ini juga profesi yang baik lho, sayang banget kalo anak sampe takut dengan profesi yang mulia ini. Siapa tahu anak anda malah calon dokter bedah terkenal nantinya, ya kan. Kalau tips saya, buat suasana jadi menyenangkan. Saat mau ke dokter, biasakan sebut namanya, misalnya "Sayang, kita ketemu Dokter Endah yuk?" Lalu saat masuk ke ruangan, kalo saya langsung bilang ke Dokternya "Maaf Dok, boleh saya high-five dulu dengan anda biar anak saya lebih relax?" Lalu tos lah saya dengan si Dokter, begitu juga anak saya yang pasti pengen ikutan high five.Mostly it works. Kalau sudah selesai, kasih mainan baru yang anda bawa dan berikan kepada Dokternya untuk diberikan kepada anak anda, mainan simple aja misalnya seperti mobil2an plastik, atau bola ukuran kecil, atau boneka genggam, dengan begitu, anak akan mendapat kesan menyenangkan tiap kali ke dokter meski harus disuntik atau diperiksa.

Well so far berhasil. Saya senang anak saya bukan anak yang selalu merengek tiap kali denger geluduk atau mati lampu. Makanya saya selalu juga peringati orang sekitar, biar nggak bereaksi berlebihan.

Oufar, my brave boy.
Lucunya, waktu itu di Taman Safari, tiap kesana minta jendela mobil dibuka lebarrrrr! Well i never like animals gara2 takut, tapi sejak punya Baby O, Taman Safari jadi salah satu tempat liburan favorit, melihat reaksi takjub dia tiap kali lihat binatang dimana2 membuat saya rela datang lagi dan lagi.

His favorit animal : elephant.

Pretty zebra.


Beautiful giraffes.

Rela foto sama gajah demi Baby O  meski sebenernya takut luar biasa sampe jantung berdebar kencang karena gajahnya nggak mau diam dan selalu bergerak kesana kemari.

Jadi saya paling hanya buka sedikit jendelanya lalu di locked, karna dia udah bisa buka jendela sendiri, saya bilang "Segini aja cukup ya buka jendelanya" Dia gak tau aja Mamanya takutttt liat giginya sapi! X))
Feeding the fish? He is in!

Lucunya di tempat macan pertama kali, dia ngambek minta dibuka jendela mobilnya hihihi tulung!

He begged us to open the window, LOL! No way!

Well, paling enggak saya udah mengusahakan metode yang saya tahu lebih baik daripada metode yang saya alami saat saya dibesarkan. Semoga bisa berhasil sesuai dengan harapan saya yaitu punya anak yang nggak penakut :)

Rabu, 19 Februari 2014

Gifts On Baby O's 2nd Birthday

Si Hubby sejak dahulu kala pengen banget beliin anaknya mobil2an remote yang segede gaban itu, sayanya aja yang sering pending2. Secara, anak baru satu tahun mau dibeliin mobil2an yang bisa dinaikin dan bisa jalan sendiri kalo pedal gasnya diinjek. Hadeh, ngebayanginnya aja serem! Ada remotenya sih, ya tapi, kan kudu saya mau nggak mau yang ngendaliin. Masalahnya saya nggak seberapa pinter ngendaliin remote, kecuali remote tv deh x))
Apalagi isinya anak sendiri pula, emoh kalo kata orang Jawa. Tetep dong si Hubby ngerayu, tapi tiap di toko mainan dan dimintain pendapat, saya selalu bungkam. Anaknya aja jalan blom begitu pinter waktu itu, udah mau dibeliin mobil2an segede gono, hellow?!
Bisa sih ya di switch off biar mobilannya tuh stay aja nggak kemana2, ya tapi anak2 tau sendiri, sukanya explore, cerdas. Nggak lama pasti bisa nyalain powernya, lha wong tinggal ceklek doang.

Akhirnya, sehubungan dengan ulang tahun Baby O ke 2 kemarin, saya ngalahlah. Si Hubby udah ngotot juga mau ngebeliinnya kan. Ya sudah.
Di toko mainan buanyak pilihan mobil2an dari biru, kuning, putih sampe ke hitam, ujung2nya saya yang malah ijo matanya, ikutan excited mau beliin Baby O. Awalnya saya naksir Mini Cooper warna merah, secara dari dulu kepengen punya sendiri, belom kesampean :p. Ya kali sekarang beli dulu mainannya, ntar next beli aslinya, amin x))
Buanyak pilihan dari agak kecil, sedang sampe yang besar, dari merk VW sampe Ferrari. Tapi akhirnya pilihannya malah jatuh ke ini, dan Baby O pun suka!

Gas, Bang!
Warnanya beige terang dengan nuansa marun yang cantik. Eye catching banget! Fancy! Ada seat belt untuk keamanan. Pake aki dan bisa di charge 6-8jam untuk dimainin selama kurang lebih 2jam. Ada remotenya. Kalo di pencet tombol starter bisa ada suara mesin mobil mengaung lengkap dengan lampu depan nyala warna warni. Ada juga tombol radio di dashboard depan yang muterin 5 lagu berbeda. Ada ban cadangan dibelakang. Cute!!


Ban serep bisa dilepas dan dipasang untuk pengganti jika ban kenapa2 :)


Add caption


Kalo pintu bisa dibuka beneran bakalan lebih lucu kali ya :)


Lengkap dengan plat nomer

Berhubung Baby O juga udah lincah naik turun sendiri, saya pikir timingnya pas lah untuk anak 2tahun, tentu harus dengan pengawasan orang dewasa juga ya.

Saya ngadonya yang simple aja. Tas minion super mungil untuk bawa baju ganti dan air minum serta snacks Baby O. Jadi tas Mama udah nggak penuh lagi. Ada juga size yg sedang dan besarnya, tapi saya pilih yang kecil karena lebih pas sama Baby O.

Add caption


Add caption


Add caption

Lalu sofa kecil, kebetulan akhirnya ketemu juga yang minion meski nyarinya agak susah karena katanya warnanya yang terang bikin cepet dekil makanya sedikit peminatnya, jadi bikinnya nggak banyak. Tapi ini sofanya lebih agak besar dibanding sofa anak yang biasanya saya temuin, makanya harganya sedikit lebih mahal dibanding sofa yang biasa. Tapi cozy banget lho, Baby O loves it!


Add caption


Add caption


Santai sambil nonton tv :)


Didorong sekuat tenaga pun nggak terbalik karena bagian bawah lebar dan berat


Belum lagi kado celana panjang dari Barcelona kado dari Barcellona dan kado dari Om Christ dan kado dari tante Memeh dari Amerika yang lagi dikirim. Asiiiik! Kado yang didapet dari birthday party kemarin juga ada buanyaaak banget! Makasih buat semuanya 😘

Selasa, 15 Januari 2013

11 Months Baby O

Selamat 11 bulan anakku sayang! 
11months Baby O

Nggak terasa tau2 udah 11 bulan. Bulan depan ulang tahun deh kesayangan Mama. Maka Baby O udah bukan bayi lagiiii. Waktu begitu cepat berlalu.
Kepintaran Baby O makin bertambah. Sekarang kalau ditanya "Mana giginya?" dia akan nyengir. Ataupun pipi. Kebanyakan sejauh ini pinter kalo suruh niru gerakan tertentu. Ngocehnya juga udah makin heboh, dan sering kali suaranya memekakkan telinga. Ada kalanya kadang mengganggu pendengaran orang, saking lantangnya suaranya :D
Sekarang kalo Mama/Abahnya nunjuk kesuatu tempat lalu bilang "Bobo sini yuk, bobo." Baby O akan segera nyamperion dan berbaring. Super lucuuu!
Juga udah mulai bisa "minta" dengan cara ngejulurin tangannya kearah kita, atau kalo kita minta maka Baby O akan ngasih barang yang dia pegang. Nyuapin orang juga bisa, kalo lagi makan dan kita minta nanti makanannya akan disodorin, baik banget :)

Ulang tahun ke 11 bulan ini Mama beliin buku baru untuk Baby O. Ada dua buku, keduanya berbahasa Inggris, yang satu "Naughty Kitten" bercerita kucing. Buku ini buku touch and feel adventure. Gambar kucingnya berbahan beludru, sementara gambar2 lainnya ada yang berupa kertas timbul, jadi ada sensasi jika disentuh.
Satu lagi judulnya "The Very Funny Fish" its a peek a boo pop ups book. Dimana setiap halaman akan menceritakan hewan2 penghuni laut dengan gambar yang muncul dari dalam.

Buku baru Baby O dari Mama "Naughty Kitten"

"Aku ceritain ya.."





Baby O dan buku "The Very Funny Fish" dengan gambar yang timbul.
Baby O suka sekali kedua buku ini. Harapannya sih cuma biar Baby O mulai terbiasa dengan membaca, dan semoga suka kaya Mama & Abahnya, amin :)


Sehat selalu ya, Sayang Mama :*

Senin, 22 Oktober 2012

Fungsi Imunisasi pada Bayi

Fungsi imunisasi pada bayi & anak :

Imunisasi wajib :

Imunisasi Hepatitis B untuk mencegah penyakit akibat infeksi hepatitis B yang dapat menyerang dan merusak hati, bila berlangsung sampai dewasa dapat menjadi kanker hati. Sebaiknya diberikan beberapa jam setelah bayi lahir, lalu diulang pada usia 1 bulan dan 6 bulan.

Imunisasi BCG untuk mencegah tuberkulosis paru, kelenjar, tulang dan radang otak yang bisa menimbulkan kematian atau kecacatan. Imunisasi BCG hanya dilakukan sekali yakni ketika bayi berusia 0-2 bulan.

Imunisasi Polio untuk mencegah penyakit polio yang bisa menyebabkan kelumpuhan permanen. Vaksin polio pertama diberikan setelah lahir. Kemudian diberikan 3 kali, saat bayi berumur 2, 4, dan 6 bulan. Pemberian vaksin ini bisa diulang pada usia 3 tahun dan 6 tahun.

Imunisasi DPT untuk mencegah penyakit difteri, pertusis dan tetanus. Vaksin ini diberikan sebanyak 5 kali yaitu pada usia 2 bulan, 4 bulan, 6 bulan, 1,5-2 tahun dan 5 tahun.

Imunisasi campak untuk mencegah radang paru, diare, dan radang otak karena virus campak. Vaksin ini diberikan pada usia 9 bulan dan 6 tahun.

I
munisasi tambahan yg 'dianjurkan' :

Imunisasi Hib dan Pneumokokus untuk mencegah penyebaran bakteri Hib, pneumokokus dalam darah (bakteriemia), infeksi saluran napas berat (pneumonia) dan radang otak (meningitis). Vaksin Hib diberikan pada usia 2 bulan, 4 bulan, 6 bulan dan 15-18 bulan, pneumokokus diberikan pada usia 2 bulan, 4 bulan, 6 bulan dan diulang saat usia 12-15 bulan.

Imunisasi Influenza dapat mencegah influenza berat yang bisa mengakibatkan radang paru berat (pneumonia). Vaksin influenza bisa diberikan mulai usia 6 bulan.

Imunisasi MMR dapat mencegah penyakit mumps (gondongan, radang buah zakar), morbili (campak) dan rubella (campak Jerman). Vaksin ini diberikan pada usia 15 bulan dan diulang saat usia 5-6 tahun.

Imunisasi Tifoid untuk mencegah penyakit demam tifoid berat. Vaksin tifoid diberikan mulai usia 24 bulan dan diulang tiap 3 tahun.

Imunisasi Varicella untuk mencegah penyakit cacar air. Vaksin varisela diberikan sekali mulai usia 12 bulan.

Imunisasi Hepatitis A untuk mencegah radang hati karena virus hepatitis A. Vaksin hepatitis A mulai usia 24 bulan dan diberikan 2 kali dengan interval 6-12 bulan.

Imunisasi Rotavirus untuk mencegah diare berat pada bayi akibat Rotavirus. Vaksin ini diberikan pada usia 2 bulan, 4 bulan dan 6 bulan.

*Diambil dari berbagai sumber*

Selasa, 16 Oktober 2012

Imunisasi Lengkap pada Bayi

Kali ini saya mau posting soal imunisasi.

Nah imunisasi untuk Baby O saya ambil imunisasi yang "lengkap", bukan hanya imunisasi yang diwajibkan. Ini semua sih demi "kenyamanan" saya aja. Insya allah agar imun Baby O makin kuat dan semoga terhindar dari segala macam penyakit. Amin.

Dilihat dari imunisasi lengkap pada bayi memang ada banyak sekali dibanding imunisasi yang hanya diwajibkan, yaitu : BCG, DPT, Polio, Hepatitis B, dan Campak.
Sementara imunisasi lengkap/dianjurkan berupa tambahan : HIB, PCV, Hepatitis A, Influenza, MMR, Tiphoid, Varicella, dan Rotavirus (Rotateq1-3 atau bisa diganti Rotarix 1&2).


Memang imunisasi yang lengkap/dianjurkan, jauh lebih mahal ketimbang imunisasi yang diwajibkan, tapi buat saya, kenapa harus sayang2 uang dan memilih tidak memberi imunisasi lainnya kepada bayi kita kalau nantinya malah baby kita jadi sakit :(
Yang ada selain akan menguras lebih banyak uang saat bayi terkena penyakit, rasa sedih dan "bersalah" tentu akan kita rasakan, setelah itu terjadi baru deh nyesel. 'Duh kenapa dulu nggak imunisasi lengkap aja ya?' Belom lagi repotnya mengurus anak yang sakit. Pekerjaan lain jadi terbengkalai dan tenagapun lebih terkuras. Ada pepatah mengatakan : "Lebih baik mencegah, daripada mengobati" Pepatah ini sangat cocok jika dikaitkan dengan masalah imunisasi ini.
Jangan pelit2 sama anak ya moms, toh ini kan demi kebaikan dan kesehatan buah hati kita tercinta

Nah jadwal imunisasi ini kadang membuat bayi dan orang tua harus bolak balik ke Rumah Sakit berkali2. Kalau untuk ibu rumah tangga seperti saya mungkin nggak masalah, tapi kasian kan kalau bagi para working moms yang repot harus nyesuain jadwal kerja dengan jadwal imunisasi anak. Kadang, karena kerja senin-jumat, maka weekend menjadi pilihan satu2nya dalam mengantar anak ke RS untuk imunisasi. Dan penuh plus antri deeeh jadinya. Nah makanya kita minta dokter anak/DSA kita untuk membuatkan jadwal imunisasi yang ringkes dan tepat, yaitu agar menghemat dan mempersedikit seringnya kunjungan kita ke RS, namun tetap dapat memenuhi target imunisasi lengkap untuk bayi kita.

Kalau waktu itu Baby O begini jadwal imunisasinya :
10 hari : Hep B I, Polio I
1 bulan 10 hari : BCG, Rotateq I
2 bulan 10 hari : DPT+HIB I, Hep II
4 bulan 18 hari : DPT+HIB II, Polio II
6 bulan : DPT+HIB III, Hep III, Polio III
7 bulan : PCV I, Rotateq III
Baru sampai situ, nah rencana imunisasi selanjutnya :
9 bulan : Campak, PCV II
12 bulan : Influenza I, Varicella
13 bulan : Influenza II
15 bulan : MMR, PCV III
18 bulan : DPT+HIB IV, Polio IV, Varicella III
24 bulan : Thypoid, Hepatitis A I
30 bulan : Hepatitis A II
60 bulan (5tahun) : DPT V, Polio V

Nah, sampai situ dulu.
Fungsi dari masing2 vaksin ini saya akan posting selanjutnya.
Semoga semua bayi kita sehat2 selalu ya, amin :)

Kamis, 27 September 2012

Pilek pada Bayi dan Anak

Anak pilek? Jangan maen langsung kasih obat dulu moms, yuk kita kenali lebih jauh.

Pilek, flu, atau sebutan Common Cold pada anak memang sering terjadi. Biasanya sih sebabnya karena virus.
Biasanya sakit Common Cold juga disertai dengan tiga hal ini, yaitu : Demam, Pilek, dan Batuk.

Nah pada bayi, biasanya jarang disertai dengan demam. Umumnya hanya pilek dan batuknya saja. Namun, apabila demam, dapat disembuhkan dengan cara "skin to skin". Yaitu memeluk/mendekap anak tanpa pakaian. Konon hal ini dapat menurunkan panasnya demam.
Saat demam gunakanlah termometer, baik digital maupun air raksa. Apa saja bisa, selama jangan mengira2. Jika demam diatas 38°Celcius apalagi disertai dengan "rewel" boleh berikan paracetamol dengan dosis sesuai anjuran dokter.

Nah saat pilek, biasanya dapat dilihat melalui ingus/cairan yang keluar dari hidung bayi, fasenya ada 3 yaitu : Meler (berwarna bening, dan cair), Kental (berwarna putih tekstur mulai mengental), dan Hijau. Nah biasanya setelah fase Hijau akan sembuh, atau akan kembali lagi dengan fase awal yaitu Meler, apabila virus masih berkeliaran disekitar (misalnya ada penghuni satu rumah yang masih flu). Makanya apabila ada penderita flu yang tinggal satu atap sebaiknya kenakan masker.

Batuk juga biasanya menyertai common cold ini. Ada juga yang tidak. Nah tentu bayi belum bisa mengeluarkan dahak.

Lalu obat apa yang bisa kita beri jika bayi pilek? Duh moms, jangan buru2 dulu ya. Rupanya, obat flu tidak bisa menyembuhkan, hanya meringankan gejala! Nah lalu, apa boleh diberi pada bayi? Sebaiknya tidak! Mengapa? Karena coba baca kemasan pada tiap obat flu, disitu dijelaskan banyak sekali efek sampingnya, nah efek samping tersebut akan lebih berpengaruh pada anak usia dibawah 3tahun moms. Jadi jangan samakan sama kita orang dewasa ya, yang begitu flu dikit bisa langsung minum obat flu. Sebaiknya gunakan obat dengan bijaksana pada buah hati kita.
Yang sangat berpengaruh dalam menyembuhkan common cold ini adalah imun atau daya tahan tubuh si anak tersebut.

"Tapi bayinya jadi rewel nih, kasihan". Jelas. Namanya juga sedang tidak sehat.

Nah ini cara yang bisa dilakukan agar bayi merasa lebih baik saat pilek.
Yaitu caranya hanya satu : Buatlah bayi anda merasa nyaman!
Bagaimana caranya?
Beri minum yang banyak!
Nah minum disini bukan hanya air, tapi juga termasuk susu, dan tentu air alami yang ada didalam buah. Jika bayi anda masih dibawah 6bulan, tentunya belum mengkonsumsi makanan&minuman lain selain ASI/susu. Maka, berikan saja susu yang banyak.
Sementara bayi diatas 6bulan, bisa berikan banyak air putih dan buah2an segar yang mengandung banyak air seperti jeruk, apel, atau pir. Karena air adalah obat manjur untuk mengencerkan dahak/lendir. Ini juga berlaku pada orang dewasa lho, jika batuk, minum air yang banyak yaaaa :)

Lalu, jika disertai dengan Mampet, maka inilah hal2 yang bisa dilakukan :
Bersihkan ingusnya.
Gunakan pipet/alat penyedot khusus ya moms, banyak kok di toko2 perlengkapan bayi atau di apotik. Jangan sedot pakai mulut ya, karena mulut orang dewasa, meskipun sudah dibersihkan sedemikian rupa, masih dihuni dengan bakteri. Beli pipet ya moms, murah kok.
Jika mampet sekali hingga menyulitkan bayi menyusu, boleh diberi tetes hidung, misalnya "Breathy" beli saja di apotik, berikan 1-2tetes setiap hidung. Cenderung aman kok moms, karena isinya NaCl.
Lalu jika kamar bayi berAC, kurangi dinginnya, atau dimatikan ACnya lebih bagus moms.
Bisa juga berikan balsam/balsem khusus bayi di dada. Untuk bayi bisa beli "Transpulmin BB"

Nah, pada saat common cold begini, bayi cenderung lebih nyaman tidur dengan bantal yang tinggi, tentunya harus dalam pengawasan orang tua ya. Jangan biarkan bayi tidur dengan bantal sendirian, selain takut jatuh, dikhawatirkan bayi tengkurap lalu kesulitan bernapas, bisa makin repot moms.
Atau, biasanya, yang paling nyaman bagi bayi adalah : Digendong. Ya, digendong. Nggak apa2 lah ya ayah dan ibu nya repot sedikit, kan juga nggak sering2 sakit. Dalam metode gendong ini, lakukan skin to skin contact tadi.

Sinar matahari jam 7-8pagi juga sangat bermanfaat dalam menyembuhkan pilek lho moms. Makanya biasakanr jemur anak setiap harinya. Tidak perlu sinar matahari langsung kok, meskipun yang langsung juga lebih bagus.

Semoga membantu ya. Semoga semua bayi2 kita sehat selalu, amin :)