Semua orang punya pahlawan versinya sendiri dalam hidup ♥
Seperti halnya pada orang2 kebanyakan, buat saya, sosok IBU adalah pahlawan nomer satu di hati saya.
Ibu saya adalah orang yang menerima saya apa adanya. Mendampingi saya disaat apapun, baik saat bahagia, maupun disaat2 yang buruk. Percaya deh, saya pernah mengalami masa 'terpuruk' saya sendiri. Dimana ketika hidup saya terasa terenggut oleh apa yang pernah lewati, dan ibu sayalah yang tetap setia menemani.
Kalau diuraikan, bisa berhari2 nggak kelar deh :(
Saya berterima kasih kepada ibu saya, karena telah membesarkan saya dengan penuh kasih, dan menjadikan saya menjadi sosok yang begitu kuat, serta mendampingi masa suram dan kelam yang saya lalui, sejak kecil, remaja, hingga sekarang 27tahun ini.
Mami, saya (ungu) dan kakak perempuan saya, Munich, 2006. |
Yang paling berasa waktu saya mengalami Baby Blues Syndrome pasca melahirkan Baby O. Dua minggu nafsu makan hilang, berat turun 6kilo dari berat normal. Tidurpun nggak bisa. Orang2 abis lahiran sibuk nurunin berat badan dan menekan nafsu makan, saya malah sebaliknya.
Sementara ada bayi yang harus saya asuh, Baby Blues Syndrome membuat hal yang seharusnya menjadi naluri alami seorang ibu dalam hal mencintai anaknya membuat saya begitu sulit menerima kehadiran Baby O :(
Kaget? Saya aja nggak percaya ngalamin itu. Detail Baby Blues Syndrome saya akan posting di blog selanjutnya.
Tentu sangat wajar apabila seorang ibu, dalam hal ini, ibu saya sendiri begitu mencintai saya apa adanya. Namun, setelah menikah 2008 lalu, ibu saya bertambah satu, yaitu : IBU MERTUA.
Bagi saya Ibu Mertua saya juga Pahlawan tersendiri bagi saya.
Saya yang sejak menikah tinggal bersama beliau, diperlakukan layaknya anak sendiri olehnya.
Saya sangat berterima kasih atas pengertian beliau dalam hal menyerahkan sepenuhnya kendali atas pengasuhan Baby O kepada saya.
Seringkali, pola asuh anak terkadang pula dihiasi "pendapat dan campur tangan dari orang tua ataupun mertua" yang kadang tak sejalan dengan pendapat ibu bayi itu sendiri. Untungnya, dalam hidup saya, pertikaian menantu vs mertua tidak saya alami. Ibu mertua saya ini sangat terbuka dan menerima pola asuh yang saya terapkan pada Baby O.
Setelah 3tahun menunggu keajaiban Tuhan berupa kehamilan, ketika dinyatakan positif, saya mulai banyak membaca buku2 dan browsing di internet untuk ilmu dalam mengasuh anak yang terbaik. Bersyukur sekali sekarang banyak informasi dimana2 yang memudahkan pada ibu muda dan ibu2 baru seperti saya, sehingga saya insya allah bisa menerapkan pola asuh terbaik pada anak
Umi Zahra, ibu mertua tercinta :) Lebaran, 2012. |
Alhamdulillah, saya memiliki beliau, yang selalu mendukung apapun keputusan yang saya ambil setiap harinya. Ketika saya memutuskan berhenti bekerja saat mendekati waktu melahirkan agar bisa fokus mengurus anak, atau ketika saya memutuskan tidak membedong Baby O, tidak memakaikan gurita, tidak memberi bedak dan minyak telon serta hair lotion yang umumnya selalu dipakai bayi setelah habis mandi, mulai memberikan makan setelah Baby O berusia 6bulan, tidak menyuapi Baby O sembari berjalan2 diluar rumah seperti ibu2 kebanyakan, tidak memberi gula garam pada makanan Baby O hingga usia setahun nanti, tidak memberi makanan instant dan kemasan, tidak membelikan baby walker, berpindah dari satu dokter anak ke dokter anak lain dalam tujuan mencari yang terbaik, dan banyak lagi.
Meskipun setiap kalinya beliau akan selalu bertanya "Kenapa?" dan ketika saya menjelaskan alasannya beliau akan mengerti dan justru memuji saya karena begitu pintar.
Sebenernya bukan pintar, hanya saja pola asuh anak sekarang sudah banyak perbedaan dan jauh lebih berkembang dibanding pola asuh yang dianutnya ketika membesarkan anak2nya berpuluh2 tahun yang lalu.
Pahlawan saya yang lain tentu juga ayah saya, karena ilmu agamanya yang begitu luas, dan tidak adanya paksaan bagi saya dan anak2nya yang lain untuk lantas menjalankan semuanya, beliau cukup menerangi, memberi tahu, menjelaskan, dan yakin setra percaya bahwa suatu saat saya dan anak2nya akan menjalankan segala apa yang dia tanamkan pada saya suatu hari nanti. Terima kasih pula telah menafkahi kami, ketujuh anaknya hingga kesemuanya mengenyam pendidikan hingga keperguruan tinggi, dan menjadikan kami orang2 yang selalu istimewa dimatanya.
Saya dan Papi :) Pelabuhan Ratu, 2009 |
Pahlawan saya lainnya tentu saya si Hubby, suami saya :)
Kadang suka mereka2 apa kira2 yang terjadi kalau saya nggak ketemu dia delapan tahun lalu? Akankah saya masih single, belum menikah, masih bekerja dan masih sibuk dengan dunia muda yang sejak dulu saya geluti? Hang out, pulang malem, clubbing, party2, hahahihi, liburan kesana kemari sama temen2, punya banyak pacar, sibuk flirting, dan hura2.
Bukan berarti sekarang hidup saya udah nggak happy lagi. Saya masih tetap hang out, masih tetap pulang malem, clubbing, party2, flirting, hura2, liburan kesana kemari, tapi bedanya bukan sama the random people, tapi justru sama si Hubby :) Lalu? Rasanya beda? Jelas. Bedanya, kalo sama random people kan kita kadang ada kejutan2, baik menarik, atau sebaliknya. Kalau sama si Hubby justru rasanya sama! Hambar? Bukan dong. Luar biasa happynya. Rasanya selalu aja ada kejutan baru yang begitu menyenangkan hati.
Saya dulu mudah sekali bosan pada teman, pada pasangan, sehingga membuat saya begitu senang mencari teman baru. Yang saya rasa setelah mengenal si Hubby, justru aneh, kok ya saya malah nggak pernah bosen? Selalu ada aja kejutannya, selalu ada rasa baru dalam setiap kesenangan yang kita lalu bersama.
Terima kasih telah menemukan saya, terima kasih telah mendekati saya. Terima kasih untuk selalu sabar menghadapi emosi dan mood saya, untuk selalu berjuang agar saya kembali disaat saya berkali2 pergi berlalu saat berpikir hubungan ini tidak akan berhasil, untuk meyakinkan saya bahwa menikah dengan kamu adalah keputusan yang tepat, untuk memberikan berjuta2 alasan bahwa kamu adalah lelaki belahan jiwa saya, untuk menjamin kebahagiaan dunia dan akhirat saya, untuk meneguhkan hati saya bahwa kamu cukup untuk saya.
Hubby, terima kasih telah mencintai saya seolah saya begitu sempurna :) Kota, 2009. |
Pahlawan terakhir saya ini masih kecil, usianya belum tepat 9bulan, namanya Balski Oufar Muhammad Smith, biasa dipanggil Baby O :)
Karena kamu, hidup saya kini lebih berarti. Karena kamu, saya berharap memiliki hidup yang jauh lebih panjang&sehat dari yang orang2 lain harapkan. Karena kamulah, saya kuat.
My baby boy 8m2w |
"Berharap suatu hari nanti, saya punya alasan untuk kamu jadikan seorang pahlawan didalam kehidupan kamu, Baby O ku :')"
Well, selamat hari Pahlawan wahai Ibu, Ibu Mertua, Ayah, Suami, dan Anakku.
Serta kelima kakak dan satu adikku.
Saya memeluk Mami (kanan), bersama Papi (kedua dari kiri) dan 6 orang pahlawan hidup saya yang lainnya. Bali, 2010. |
Karena kalian, kini saya tahu makna hidup lebih dari bernafas, makan, tidur, dan bersenang2 :)
Berharap kalian semua selalu sehat, berumur panjang, dan selalu dilindungi oleh Tuhan ♥
Lalu, siapa pahlawan kamu?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar