Berlarian sejauh mungkin di tempat yang gelap berisi kursi2 yang mengambang di udara dan berdenting tiap kali didudukan.
Dunia yang kosong dan tak mengenal siang.
Dunia yang seakan hanya berupa hamparan langit malam yang tak mengenal bintang. Yang memutarkan irama yang saling bersahut2an memutarkan melodi yang sama setiap harinya berulang2.
Tempat aku bisa tak memikirkan Tuhan, ataupun teman.
Tempat yang takkan menunjuk dan melahapku hidup2 hanya karena aku telah memilih meninggalkan kamu tanpa harus dihakimi dan dituding sebagai wanita jalang.
Apakah salahku jika akhirnya cinta kita telah padam dan memudar?
Bagaimana aku bisa membuat mereka berhenti bertanya kemana perginya gejolak asmara kita yang membara?
Sesungguhnya aku tidak ingin mengatakan kepada mereka bahwa ternyata kamulah yang mulai berhenti menggenggam tanganku, bahwa kamu lah yang lebih nyaman memilih diam tak berkata kata saat aku bertanya, bahwa kamu lah yang awalnya berhenti berusaha.
Sayang, aku lelah menjadi satu2nya kaki yang mengayuh kisah kita yang belum separuh jalan.
Selamat tinggal.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar