Mengingatkan aku kepada kamu.
Dan kunikmati datangnya hujan, yang tetesnya begitu lirih dan pelan mengusir terang, hingga terus terdengar lebih keras, layaknya tertawa pada kemarau, seraya menggemericikan dingin dan kelu meskipun siang.
Terus saja aku duduk diam.
Menikmati dentuman sang hujan.
Begitu lembut namun beraturan, terasa sangat intim meski aku sendirian, tetesnya terus bersahut2an, tanpa jeda, tanpa lelah, tak menyerah seakan menantang sang mentari lantang.
Mengingatkan aku kepada kamu.
Hujan mereda.
Kunikmati iramanya yang kembali melembut dan perlahan.
Menghembuskan angin lembut yang menerpa mesra gerai rambutku.
Dingin. Sejuk. Menenangkan.
Layaknya sentuhanmu.
Tahukah rasanya, ketika seseorang memaksa kamu memilih satu diantara kedua buku favoritmu?
Itulah yang kurasa.
Karena sesungguhnya, kedua2nya adalah kamu.